BREAKING NEWS: Korut Kembali Tembakkan Proyektil Diduga Rudal Balistik
Jum'at, 14 Januari 2022 - 14:47 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) menembakkan proyektil tak dikenal pada Jumat (14/1/2022). Kabar terbaru itu berdasarkan militer Korea Selatan (Korsel), dilansir kantor berita Yonhap.
Proyektil diluncurkan di lepas pantai timur Korea Utara menuju Laut Jepang.Penjaga Perbatasan Jepang telah menduga proyektil itu kemungkinan rudal balistik.
Penjaga Pantai Jepang juga mengeluarkan peringatan pada 14:55 waktu setempat (05:55 GMT), mendesak kapal yang saat ini di laut untuk berhati-hati dan menjauh dari objek yang jatuh ke air.
Peluncuran itu dilaporkan setelah Pyongyang mengadakan beberapa uji coba rudal hipersonik pada Januari.
Menurut Korut, proyektil itu telah mencapai kecepatan Mach 10 atau lebih dari 7.600 mil per jam.
Peluncuran rudal sebelumnya mendorong sanksi terhadap Korea Utara oleh Amerika Serikat (AS).
Sebagai tanggapan, Pyongyang berjanji meningkatkan tindakannya jika Washington tidak meninggalkan "sikap konfrontatif".
Sebelumnya dilaporkan, pejabat militer dan penerbangan Amerika Serikat (AS) sempat yakin peluncuran rudal Korea Utara (Korut) awal pekan ini dapat menimbulkan ancaman bagi Tanah Air Paman Sam.
Meski demikian, menurut CNN, data awal peluncuran rudal itu segera dianggap tidak akurat.
Beberapa saat setelah Pyongyang menembakkan rudal hipersonik di lepas pantai timurnya sebagai bagian dari uji senjata pada Senin (10/1/2022), Komando Utara AS, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) masing-masing menanggapi seolah-olah peluncuran itu adalah satu serangan, segera menentukan apakah amunisi bisa mencapai wilayah AS.
“Pejabat Pentagon tidak memiliki perasaan yang baik untuk kemampuannya,” ungkap seorang anggota parlemen menjelaskan tentang insiden itu kepada CNN pada Kamis, menyebut insiden itu "jelek."
Militer AS kemudian dengan segera mengetahui senjata itu bukan merupakan ancaman dan akhirnya jatuh ke laut antara China dan Jepang, ribuan mil jauhnya dari perbatasan AS.
Meski demikian, otoritas penerbangan FAA tetap melarang sejumlah penerbangan di pantai barat selama sekitar 15 menit sebagai antisipasi.
"Sebagai tindakan pencegahan, FAA menghentikan sementara keberangkatan di beberapa bandara di sepanjang pantai barat," papar pernyataan FAA, Selasa.
Proyektil diluncurkan di lepas pantai timur Korea Utara menuju Laut Jepang.Penjaga Perbatasan Jepang telah menduga proyektil itu kemungkinan rudal balistik.
Penjaga Pantai Jepang juga mengeluarkan peringatan pada 14:55 waktu setempat (05:55 GMT), mendesak kapal yang saat ini di laut untuk berhati-hati dan menjauh dari objek yang jatuh ke air.
Peluncuran itu dilaporkan setelah Pyongyang mengadakan beberapa uji coba rudal hipersonik pada Januari.
Menurut Korut, proyektil itu telah mencapai kecepatan Mach 10 atau lebih dari 7.600 mil per jam.
Peluncuran rudal sebelumnya mendorong sanksi terhadap Korea Utara oleh Amerika Serikat (AS).
Sebagai tanggapan, Pyongyang berjanji meningkatkan tindakannya jika Washington tidak meninggalkan "sikap konfrontatif".
Sebelumnya dilaporkan, pejabat militer dan penerbangan Amerika Serikat (AS) sempat yakin peluncuran rudal Korea Utara (Korut) awal pekan ini dapat menimbulkan ancaman bagi Tanah Air Paman Sam.
Meski demikian, menurut CNN, data awal peluncuran rudal itu segera dianggap tidak akurat.
Beberapa saat setelah Pyongyang menembakkan rudal hipersonik di lepas pantai timurnya sebagai bagian dari uji senjata pada Senin (10/1/2022), Komando Utara AS, Komando Pertahanan Dirgantara Amerika Utara (NORAD), dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) masing-masing menanggapi seolah-olah peluncuran itu adalah satu serangan, segera menentukan apakah amunisi bisa mencapai wilayah AS.
“Pejabat Pentagon tidak memiliki perasaan yang baik untuk kemampuannya,” ungkap seorang anggota parlemen menjelaskan tentang insiden itu kepada CNN pada Kamis, menyebut insiden itu "jelek."
Militer AS kemudian dengan segera mengetahui senjata itu bukan merupakan ancaman dan akhirnya jatuh ke laut antara China dan Jepang, ribuan mil jauhnya dari perbatasan AS.
Meski demikian, otoritas penerbangan FAA tetap melarang sejumlah penerbangan di pantai barat selama sekitar 15 menit sebagai antisipasi.
"Sebagai tindakan pencegahan, FAA menghentikan sementara keberangkatan di beberapa bandara di sepanjang pantai barat," papar pernyataan FAA, Selasa.
(sya)
tulis komentar anda