Muhammad Mohiuddin, Ilmuwan Kelahiran Pakistan di Balik Cangkok Jantung Babi ke Manusia

Jum'at, 14 Januari 2022 - 13:15 WIB
Muhammad Mohiuddin, Ilmuwan kelahiran Pakistan di balik cangkong jantung babi ke manusia. Foto/Kolase/Sindonews
JAKARTA - Beberapa waktu lalu dunia dibuat tercengang dengan keberhasilan ilmuwan mencangkokkan jantung babi ke manusia. Itu adalah sebuah sejarah setelah para ilmuwan bekerja selama puluhan tahun untuk kemungkinan transplantasi organ hewan ke manusia atau xenotransplantasi.

Adalah sosok ahli bedah kelahiran Pakistan yang membuat sejarah itu. Dr Mohammad Mohiuddin, MD, merupakan direktur ilmiah dan program Program Xenotransplantasi Jantung di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland (UMSOM), Amerika Serikat (AS).

Pria kelahiran Karachi, Pakistan itu juga merupakan salah satu ahli terkemuka dalam xenotransplantasi. Beliau juga menjabat sebagai guru besar ilmu bedah di UMSOM.



“Ini adalah puncak dari penelitian bertahun-tahun yang sangat rumit untuk mengasah teknik ini pada hewan dengan waktu bertahan hidup yang telah mencapai lebih dari sembilan bulan," katanya menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh UMSOM dan Pusat Medis Universitas Maryland (UMMC).

"FDA menggunakan data dan data kami pada babi percobaan untuk mengizinkan transplantasi pada pasien penyakit jantung stadium akhir yang tidak memiliki pilihan pengobatan lain,” terang Mohiuddin seperti dilansir dari Tribune.com.pk, Jumat (14/1/2022).

Mohiuddin menerima gelar MBBS-nya dari Dow Medical College Karachi pada tahun 1989. Dia kemudian pindah ke Amerika Serikat (AS) dan kemudian menerima beasiswa pertamanya dalam biologi transplantasi di University of Pennsylvania dan kemudian beasiswa dalam transplantasi sumsum tulang di Institute of Cellular Therapeutics, Universitas Drexel, menurut News18.

Sedangkan dikutip dari situs University of Maryland, Mohiuddin baru-baru ini menjabat sebagai kepala bagian transplantasi Program Penelitian Bedah Kardiotoraks dan Ilmuwan Senior di Institut Jantung dan Darah Nasional Institut Kesehatan Nasional (NIH).



Sebelum bergabung dengan NIH pada tahun 2005 ia memegang posisi fakultas di University of Pennsylvania, Philadelphia dan Rush University, Chicago.

Mohiuddin terlibat dalam bidang xenotransplantasi sejak tahun 1992 dan telah berperan penting dalam memulai program penelitian xenotransplantasi di lembaga-lembaga di atas.

Minat utama Mohiuddin adalah untuk memahami peran limfosit B dalam Transplantasi, khususnya penolakan xenograft. Minatnya yang lain termasuk toleransi transplantasi dan modulasi kekebalan.

Dia telah memberikan beberapa kontribusi di bidang transplantasi dan xenotransplantasi dengan lebih dari 120 publikasi dan lebih dari 100 abstrak serta berbagai presentasi.



Kelompok penelitiannya memegang rekor kelangsungan hidup xenograft terpanjang dalam model hewan besar. Rejimen imunosupresif yang dikembangkan di bawah kepemimpinannya sekarang digunakan secara luas di seluruh bidang xenotransplantasi.

Ia juga tercatat sebagai anggota dewan terpilih dari Asosiasi Transplantasi Xeno Internasional / TTS. Dia adalah anggota masyarakat bergengsi; Transplantation Society dan American Society of Transplant Physicians.

Dia juga mengulas manuskrip untuk jurnal; Transplantasi, Transplantasi Imunologi, xenotransplantasi, Jurnal Transplantasi Jantung dan Paru-paru, dll.

Mohiuddin telah menerima beberapa hibah NIH dan non-NIH selama karir akademisnya. Karya terbarunya dalam xenotransplantasi jantung disorot secara luas di media massa di seluruh dunia.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More