WHO: Omicron Berbahaya, Terutama untuk yang Tidak Divaksinasi
Kamis, 13 Januari 2022 - 08:35 WIB
“Tapi 90 negara masih belum mencapai 40%, 36 negara di antaranya masih kurang dari 10%,” papar dia.
“Sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia tidak divaksinasi,” ungkap dia.
Dia menjelaskan, meski vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan.
“Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja, termasuk guru dan petugas kesehatan, dan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron,” ujar dia.
Tedros mengatakan jumlah kematian di seluruh dunia telah stabil di sekitar 50.000 per pekan.
“Belajar untuk hidup dengan virus ini tidak berarti kita dapat, atau harus, menerima jumlah kematian ini,” ungkap dia.
Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan menambahkan, "Ini bukan waktunya untuk menyatakan ini adalah virus yang disambut baik."
“Sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia tidak divaksinasi,” ungkap dia.
Dia menjelaskan, meski vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan.
“Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja, termasuk guru dan petugas kesehatan, dan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron,” ujar dia.
Tedros mengatakan jumlah kematian di seluruh dunia telah stabil di sekitar 50.000 per pekan.
“Belajar untuk hidup dengan virus ini tidak berarti kita dapat, atau harus, menerima jumlah kematian ini,” ungkap dia.
Direktur kedaruratan WHO Michael Ryan menambahkan, "Ini bukan waktunya untuk menyatakan ini adalah virus yang disambut baik."
(sya)
tulis komentar anda