Pertama di Dunia, Jantung Babi Berhasil Dicangkokkan ke Manusia

Selasa, 11 Januari 2022 - 07:38 WIB
Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS memberikan otorisasi darurat untuk operasi pada Malam Tahun Baru melalui penyediaan akses yang diperluas.

"Ini adalah operasi terobosan dan membawa kita selangkah lebih dekat untuk memecahkan krisis kekurangan organ," kata Dr Bartley P Griffith, yang melakukan operasi tersebut.

“Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimistis bahwa operasi pertama di dunia ini akan memberikan opsi baru yang penting bagi pasien di masa depan.”

Dr Griffith, seorang profesor terkemuka dalam bedah transplantasi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland (UMSOM), mendirikan Program Xenotransplantasi Jantung dengan salah satu pakar terkemuka dunia dalam transplantasi organ hewan Dr Muhammad M Mohiuddin.

“Ini adalah puncak dari penelitian yang sangat rumit selama bertahun-tahun untuk mengasah teknik ini pada hewan dengan waktu bertahan hidup yang telah mencapai lebih dari sembilan bulan,” kata Dr Mohiuddin.

Dia mengatakan prosedur yang berhasil akan memberikan informasi berharga untuk membantu meningkatkan xenotransplantasi, yaitu transplantasi organ hewan.

Pada pagi hari transplantasi, tim bedah mengeluarkan jantung babi dan menempatkannya dalam Kotak Jantung XVIVO yang menjaga jantung tetap terjaga sampai operasi. Jantung tersebut disediakan oleh Revivicor, sebuah perusahaan obat regeneratif yang berbasis di Blacksburg.

Para dokter dan ilmuwan juga menggunakan obat baru buatan Kiniksa Pharmaceuticals bersama dengan obat anti-penolakan konvensional, untuk menekan sistem kekebalan dan mencegah tubuh menolak organ asing.

Sekitar 110.000 orang Amerika saat ini sedang menunggu transplantasi organ, dan lebih dari 6.000 pasien meninggal setiap tahun sebelum mendapatkannya. Data ini menurut situs organdonor.gov milik pemerintah federal.

Prosedur ini berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa tetapi membawa serangkaian risiko unik, termasuk kemungkinan memicu respons imun yang berpotensi mematikan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More