164 Tewas dalam Demonstrasi Berdarah di Kazakhstan
Minggu, 09 Januari 2022 - 22:49 WIB
NUR SULTAN - Kementerian Kesehatan Kazakhstan mengatakan 164 orang teas dalam aksi protes berdarah yang mengguncang negara itu selama seminggu terakhir.
Jumlah korban tewas yang dilaporkan oleh stasiun televisi negara Khabar-24 itu mengalami peningkatan signifikan dari sebelumnya. Tidak diketahui apakah jumlah itu hanya merujuk pada warga sipil atau apakah kematian penegak hukum disertakan.
Menurut Kementerian Kesehatan Kazakhstan sebagian besar korban tewas - 103 - berada di Almaty, kota terbesar di negara itu, di mana para demonstran merebut gedung-gedung pemerintah dan membakar beberapa kendaraan.
Ombudswoman negara untuk hak-hak anak mengatakan bahwa tiga dari mereka yang tewas adalah anak di bawah umur, termasuk seorang gadis 4 tahun.
Sebelumnya, pihak berwenang Kazakhstan mengatakan bahwa 16 polisi atau garda nasional telah tewas. Pihak berwenang sebelumnya menyebutkan jumlah korban sipil sebagai 26 orang.
Kementerian sebelumnya melaporkan lebih dari 2.200 orang mencari perawatan untuk cedera akibat protes, dan Kementerian Dalam Negeri mengatakan sekitar 1.300 petugas keamanan terluka.
Sementara itu, kantor presiden Kazakhstan mengatakan bahwa sekitar 5.800 orang ditahan oleh polisi selama protes yang berkembang menjadi kekerasan pekan lalu dan mendorong aliansi militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan ke negara itu.
Kantor Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa ketertiban telah stabil di negara itu dan bahwa pihak berwenang telah mendapatkan kembali kendali atas gedung-gedung administrasi yang diduduki oleh pengunjuk rasa, beberapa di antaranya dibakar.
Kenaikan harga bahan bakar memicu gelombang protes paling mematikan yang pernah terjadi di bekas republik Soviet itu dalam beberapa dasawarsa. Namun protes dengan cepat berkembang dalam lingkup yang mencakup serangkaian keluhan ekonomi dan politik.
Tokayev berpendapat aksi demonstrasi itu dipicu oleh "teroris" dengan dukungan asing, meskipun protes tersebut tidak menunjukkan pemimpin atau organisasi yang jelas. Pernyataan dari kantornya pada hari Minggu mengatakan penahanan termasuk "sejumlah besar warga negara asing," tetapi tidak memberikan rincian.
Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang ditahan tetap ditahan pada hari Minggu.
Mantan kepala badan kontra-intelijen dan anti-teror Kazakhstan telah ditangkap atas tuduhan percobaan penggulingan pemerintah. Penangkapan Karim Masimov, yang diumumkan pada Sabtu kemarin, terjadi hanya beberapa hari setelah ia dicopot sebagai kepala Komite Keamanan Nasional oleh Tokayev.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan Masimov yang merupakan upaya penggulingan pemerintah. Komite Keamanan Nasional, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Lihat Juga: Kemeriahan Resepsi Diplomatik Indonesia di Kazakhstan Cermin Kemajuan Diplomasi Kedua Negara
Jumlah korban tewas yang dilaporkan oleh stasiun televisi negara Khabar-24 itu mengalami peningkatan signifikan dari sebelumnya. Tidak diketahui apakah jumlah itu hanya merujuk pada warga sipil atau apakah kematian penegak hukum disertakan.
Menurut Kementerian Kesehatan Kazakhstan sebagian besar korban tewas - 103 - berada di Almaty, kota terbesar di negara itu, di mana para demonstran merebut gedung-gedung pemerintah dan membakar beberapa kendaraan.
Ombudswoman negara untuk hak-hak anak mengatakan bahwa tiga dari mereka yang tewas adalah anak di bawah umur, termasuk seorang gadis 4 tahun.
Sebelumnya, pihak berwenang Kazakhstan mengatakan bahwa 16 polisi atau garda nasional telah tewas. Pihak berwenang sebelumnya menyebutkan jumlah korban sipil sebagai 26 orang.
Kementerian sebelumnya melaporkan lebih dari 2.200 orang mencari perawatan untuk cedera akibat protes, dan Kementerian Dalam Negeri mengatakan sekitar 1.300 petugas keamanan terluka.
Sementara itu, kantor presiden Kazakhstan mengatakan bahwa sekitar 5.800 orang ditahan oleh polisi selama protes yang berkembang menjadi kekerasan pekan lalu dan mendorong aliansi militer pimpinan Rusia untuk mengirim pasukan ke negara itu.
Kantor Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa ketertiban telah stabil di negara itu dan bahwa pihak berwenang telah mendapatkan kembali kendali atas gedung-gedung administrasi yang diduduki oleh pengunjuk rasa, beberapa di antaranya dibakar.
Kenaikan harga bahan bakar memicu gelombang protes paling mematikan yang pernah terjadi di bekas republik Soviet itu dalam beberapa dasawarsa. Namun protes dengan cepat berkembang dalam lingkup yang mencakup serangkaian keluhan ekonomi dan politik.
Tokayev berpendapat aksi demonstrasi itu dipicu oleh "teroris" dengan dukungan asing, meskipun protes tersebut tidak menunjukkan pemimpin atau organisasi yang jelas. Pernyataan dari kantornya pada hari Minggu mengatakan penahanan termasuk "sejumlah besar warga negara asing," tetapi tidak memberikan rincian.
Tidak jelas berapa banyak dari mereka yang ditahan tetap ditahan pada hari Minggu.
Mantan kepala badan kontra-intelijen dan anti-teror Kazakhstan telah ditangkap atas tuduhan percobaan penggulingan pemerintah. Penangkapan Karim Masimov, yang diumumkan pada Sabtu kemarin, terjadi hanya beberapa hari setelah ia dicopot sebagai kepala Komite Keamanan Nasional oleh Tokayev.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan Masimov yang merupakan upaya penggulingan pemerintah. Komite Keamanan Nasional, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Lihat Juga: Kemeriahan Resepsi Diplomatik Indonesia di Kazakhstan Cermin Kemajuan Diplomasi Kedua Negara
(esn)
tulis komentar anda