Redam Aksi Protes, Eks Pemimpin Kazakhstan Serukan Dukungan untuk Pemerintah

Sabtu, 08 Januari 2022 - 19:15 WIB
loading...
Redam Aksi Protes, Eks Pemimpin Kazakhstan Serukan Dukungan untuk Pemerintah
Mantan presiden dan pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev menyerukan dukungan untuk pemerintah di tengah aksi demonstrasi berdarah yang mengguncang negara itu. Foto/NBC News
A A A
NUR SULTAN - Sekretaris pers presiden pendiri Kazakhstan Nursultan Nazarbayev mengatakan mantan pemimpin itu berada di Ibu Kota Nur Sultan. Pernyataan ini sekaligus menepis desas desus yang mengatakan ia telah meninggalkan negara itu setelah pecahnya kerusuhan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Juru bicara Nazarbayev, Aidos Ukibay, mengatakan bahwa pria yang pernah memimpin Kazakhstan selama 29 tahun itu melakukan kontak langsung dengan Presiden Kassym-Jomart Tokayev.

Tokayev menjadi orang nomor satu di negara Asia Tengah itu setelah dipilih langsung oleh Nazarbayev sebagai penggantinya setelah mengundurkan diri pada 2019.



"Nazarbayev menyerukan semua orang untuk berkumpul di sekitar presiden Kazakhstan untuk mengatasi tantangan saat ini dan memastikan integritas negara,” kata Ukibay seperti dikutip dari Al Arabiya, Sabtu (8/1/2022).

Dia juga menyerukan agar tidak menyebarkan informasi yang salah dan spekulatif. Imbauan ini kemungkinan merujuk pada laporan yang belum dikonfirmasi bahwa Nazarbayev telah meninggalkan negara itu.

Mantan pemimpin Kazakhstan berusia 81 tahun itu tidak muncul di depan umum sejak dimulainya aksi protes awal pekan ini yang meletus dan berubah menjadi kekerasan.



Sebagian besar kemarahan muncul diarahkan pada Nazarbayev, yang telah memerintah Kazakhstan sejak 1989 sebelum menyerahkan kekuasaan tetapi secara luas diyakini tetap memegang kendali di belakang layar.

Aksi demonstrasi di Kazakhstan dimulai sebagai respons terhadap kenaikan harga bahan bakar tetapi membesar menjadi gerakan yang meluas melawan pemerintah dan Nazarbayev.

Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan mengatakan 26 "penjahat bersenjata" dan 18 petugas keamanan telah tewas sejauh ini dalam bentrokan. Presiden Tokayev menyalahkan apa yang disebutnya "teroris" asing atas kerusuhan tersebut.

(esn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1180 seconds (0.1#10.140)