85% Penduduk Miliki Antibodi, Diduga Penyebab COVID-19 di Indonesia Melandai
Jum'at, 07 Januari 2022 - 13:06 WIB
Pandu mengatakan survei itu tidak meniadakan perlunya lebih banyak orang untuk divaksinasi, bahkan mereka yang sudah terinfeksi.
“Intinya adalah agar mayoritas orang mengembangkan kekebalan hibrida untuk mengendalikan pandemi,” katanya, merujuk pada kekebalan yang lebih kuat di antara beberapa orang yang divaksinasi dan juga telah terinfeksi.
Indonesia baru memvaksinasi lengkap hanya lebih dari 42 persen dari 270 juta penduduknya.
Pandu, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/1/2022), mengatakan temuan survei masih diperiksa untuk menilai bagaimana berbagai merek vaksin dapat berkontribusi pada tingkat antibodi yang berbeda.
Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Griffith Australia, yang tidak terlibat dalam survei tersebut, mengatakan temuan tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati karena tingkat vaksinasi Indonesia tertinggal di banyak negara dan tidak ada jaminan berapa lama antibodi dapat bertahan.
“Intinya adalah agar mayoritas orang mengembangkan kekebalan hibrida untuk mengendalikan pandemi,” katanya, merujuk pada kekebalan yang lebih kuat di antara beberapa orang yang divaksinasi dan juga telah terinfeksi.
Indonesia baru memvaksinasi lengkap hanya lebih dari 42 persen dari 270 juta penduduknya.
Pandu, seperti dikutip Reuters, Jumat (7/1/2022), mengatakan temuan survei masih diperiksa untuk menilai bagaimana berbagai merek vaksin dapat berkontribusi pada tingkat antibodi yang berbeda.
Dicky Budiman, seorang ahli epidemiologi di Universitas Griffith Australia, yang tidak terlibat dalam survei tersebut, mengatakan temuan tersebut harus diperlakukan dengan hati-hati karena tingkat vaksinasi Indonesia tertinggal di banyak negara dan tidak ada jaminan berapa lama antibodi dapat bertahan.
(min)
tulis komentar anda