Pakar Ragukan Klaim Rezim Kim Jong-un Uji Tembak Rudal Hipersonik
Jum'at, 07 Januari 2022 - 11:44 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengeklaim telah menguji tembak rudal hipersonik untuk kedua kalinya pada Rabu. Namun, klaim dari rezim Kim Jong-un itu diragukan para pakar militer.
Jika klaim yang dibuat Korea Utara melalui media pemerintahnya itu benar, dan pada titik tertentu negara itu mampu menggunakan senjata hipersonik, itu bisa memiliki implikasi mendalam bagi situasi keamanan di Asia.
Tetapi setelah uji tembak rudal hipersonik yang diklaim pertama kali oleh Korea Utara pada bulan September dan yang kedua pada Rabu lalu, para analis memilih berhati-hati.
“Sebuah rudal hipersonik yang dapat mengalahkan sistem pertahanan rudal canggih adalah pengubah permainan jika hulu ledak nuklir dipasangkan dengannya,” kata Drew Thompson, mantan pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan peneliti senior di Lee Kuan Yew School of Public Policy at the National University of Singapore.
"Itu sangat besar jika [benar klaim dari Korut]. Memiliki dan menginginkannya bukanlah hal yang sama."
Setelah klaim uji tembak rudal tersebut pada hari Rabu, Cheong Seong-chang, direktur Center for North Korean Studies di Sejong Institute—sebuah lembaga think tank swasta Korea Selatan—, mengatakan lebih banyak waktu dan penyempurnaan akan diperlukan sebelum Pyongyang dapat menurunkan senjata hipersonik.
"Korea Utara akan membutuhkan setidaknya dua atau tiga peluncuran uji lagi di masa depan untuk menyelesaikan rudal hipersoniknya," katanya.
Apa Itu Rudal Hipersonik?
Jika klaim yang dibuat Korea Utara melalui media pemerintahnya itu benar, dan pada titik tertentu negara itu mampu menggunakan senjata hipersonik, itu bisa memiliki implikasi mendalam bagi situasi keamanan di Asia.
Baca Juga
Tetapi setelah uji tembak rudal hipersonik yang diklaim pertama kali oleh Korea Utara pada bulan September dan yang kedua pada Rabu lalu, para analis memilih berhati-hati.
“Sebuah rudal hipersonik yang dapat mengalahkan sistem pertahanan rudal canggih adalah pengubah permainan jika hulu ledak nuklir dipasangkan dengannya,” kata Drew Thompson, mantan pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan peneliti senior di Lee Kuan Yew School of Public Policy at the National University of Singapore.
"Itu sangat besar jika [benar klaim dari Korut]. Memiliki dan menginginkannya bukanlah hal yang sama."
Setelah klaim uji tembak rudal tersebut pada hari Rabu, Cheong Seong-chang, direktur Center for North Korean Studies di Sejong Institute—sebuah lembaga think tank swasta Korea Selatan—, mengatakan lebih banyak waktu dan penyempurnaan akan diperlukan sebelum Pyongyang dapat menurunkan senjata hipersonik.
"Korea Utara akan membutuhkan setidaknya dua atau tiga peluncuran uji lagi di masa depan untuk menyelesaikan rudal hipersoniknya," katanya.
Apa Itu Rudal Hipersonik?
tulis komentar anda