Bukan Nuklir Korut, Tapi Ini yang Jadi Isu Utama Pilpres Korsel
Kamis, 06 Januari 2022 - 20:22 WIB
SEOUL - Kandidat Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung tengah menikmati popularitas dan dukungan dari banyak konstituen jelang pemilihan presiden . Padahal ia mengusung isu yang bisa dibilang tidak lazim yaitu pemerintah akan membayar untuk perawatan rambut rontok .
Sejak ia mengemukakan rencananya itu pada awal pekan ini, ia mendapatkan dukungan dari banyak konstituen berkepala plontos. Isu rambut rontok pun muncul sebagai topik hangat jelang pemilihan presiden pada Maret mendatang di Korsel.
Sebelumnya, dalam setiap pemilihan presiden di negara itu, isu terkait program nuklir Korea Utara , hubungan dengan Amerika Serikat (AS), skandal dan masalah ekonomi kerap mendominasi.
Komunitas online untuk orang botak dibanjiri pesan yang mendukung rencan Lee. Ada juga kritik keras bahwa itu hanya janji kampanye yang didorong oleh populisme Lee, kandidat partai yang tengah berkuasa, untuk memenangkan suara.
Bunyi pesan di media sosial termasuk: "Jae-myung bro. Aku mencintaimu. Aku akan menanammu di Blue House" serta "Yang Mulia, Tuan Presiden! Anda memberi harapan baru kepada orang botak untuk pertama kalinya di Korea.”
Lee mengatakan kepada wartawan bahwa menurutnya perawatan pertumbuhan kembali rambut harus ditanggung oleh program asuransi kesehatan nasional.
"Tolong, beri tahu kami apa yang membuat Anda tidak nyaman atas perawatan rambut rontok dan apa yang harus tercermin dalam kebijakan," tulis Lee di Facebook.
"Saya akan menyajikan kebijakan yang sempurna tentang perawatan rambut rontok," sambungnya seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (6/1/2022).
Lee, seorang liberal yang terkenal blak-blakan, memimpin survei opini publik. Beberapa kritikus menyebutnya populis yang berbahaya.
"(Ide Lee) mungkin tampak sebagai langkah penting bagi banyak orang yang mengkhawatirkan kerontokan rambut mereka, tetapi itu tidak lain adalah populisme yang serius, mengingat hal itu akan memperburuk stabilitas keuangan program asuransi negara," kata surat kabar konservatif Korsel, Munhwa Ilbo, dalam sebuah tajuk pada hari Kamis.
Saat ini, kerontokan rambut terkait penuaan dan faktor keturunan tidak ditanggung oleh program asuransi yang dikelola pemerintah. Perawatan rambut rontok hanya didukung jika kerontokan disebabkan oleh penyakit tertentu.
Laporan mengatakan satu dari setiap lima orang Korea Selatan menderita kerontokan rambut.
Sejak ia mengemukakan rencananya itu pada awal pekan ini, ia mendapatkan dukungan dari banyak konstituen berkepala plontos. Isu rambut rontok pun muncul sebagai topik hangat jelang pemilihan presiden pada Maret mendatang di Korsel.
Sebelumnya, dalam setiap pemilihan presiden di negara itu, isu terkait program nuklir Korea Utara , hubungan dengan Amerika Serikat (AS), skandal dan masalah ekonomi kerap mendominasi.
Komunitas online untuk orang botak dibanjiri pesan yang mendukung rencan Lee. Ada juga kritik keras bahwa itu hanya janji kampanye yang didorong oleh populisme Lee, kandidat partai yang tengah berkuasa, untuk memenangkan suara.
Bunyi pesan di media sosial termasuk: "Jae-myung bro. Aku mencintaimu. Aku akan menanammu di Blue House" serta "Yang Mulia, Tuan Presiden! Anda memberi harapan baru kepada orang botak untuk pertama kalinya di Korea.”
Lee mengatakan kepada wartawan bahwa menurutnya perawatan pertumbuhan kembali rambut harus ditanggung oleh program asuransi kesehatan nasional.
"Tolong, beri tahu kami apa yang membuat Anda tidak nyaman atas perawatan rambut rontok dan apa yang harus tercermin dalam kebijakan," tulis Lee di Facebook.
"Saya akan menyajikan kebijakan yang sempurna tentang perawatan rambut rontok," sambungnya seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (6/1/2022).
Lee, seorang liberal yang terkenal blak-blakan, memimpin survei opini publik. Beberapa kritikus menyebutnya populis yang berbahaya.
"(Ide Lee) mungkin tampak sebagai langkah penting bagi banyak orang yang mengkhawatirkan kerontokan rambut mereka, tetapi itu tidak lain adalah populisme yang serius, mengingat hal itu akan memperburuk stabilitas keuangan program asuransi negara," kata surat kabar konservatif Korsel, Munhwa Ilbo, dalam sebuah tajuk pada hari Kamis.
Saat ini, kerontokan rambut terkait penuaan dan faktor keturunan tidak ditanggung oleh program asuransi yang dikelola pemerintah. Perawatan rambut rontok hanya didukung jika kerontokan disebabkan oleh penyakit tertentu.
Laporan mengatakan satu dari setiap lima orang Korea Selatan menderita kerontokan rambut.
(ian)
tulis komentar anda