Wanita 'Judes' Korut Ini Disebut Bakal Gantikan Kim Jong-un

Kamis, 23 April 2020 - 11:41 WIB
Pilihan kedua untuk suksesor Kim Jong-un adalah kakaknya; Kim Jong-chol, 38. Namun, menurut The Independent, Kim Jong-chol lebih tertarik untuk menghindari sorotan dan pernah digambarkan oleh mantan pekerja sebagai sosok yang terlalu "kekanak-kanakan" untuk memimpin.

Dia terakhir terlihat di konser Eric Clapton di London pada 2015 dan suka bermain gitar.

Menurut analis, jika Kim Jong-un meninggal secara tak terduga karena komplikasi medis, ini dapat mengakibatkan berakhirnya aturan keluarga yang sudah berjalan 72 tahun.

Bruce Bennett, seorang analis pertahanan senior di lembaga think tank Rand Corporation, pernah menulis bahwa keruntuhan rezim Korea Utara kemungkinan sudah ada di cakrawala.

"Ada kemungkinan yang masuk akal bahwa totaliterisme Korea Utara akan berakhir di masa mendatang, dengan kemungkinan yang sangat kuat bahwa akhir ini akan disertai dengan kekerasan dan pergolakan yang besar," tulis Bennett dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun 2013.

Menurut The Independen dan National Intereset, para pemimpin militer Korea Utara dapat mencoba untuk merebut kekuasaan karena krisis penerus. Hal itu bisa mengarah pada kekacauan dan bahkan krisis kemanusiaan.

"Runtuhnya pemerintah dapat menyebabkan bencana bagi China dan ROK (Republik Korea/Korea Selatan) dalam hal pengungsi, tuntutan ekonomi, kesulitan stabilisasi, dan balas dendam Korea Utara," kata Bennett.

"China dan ROK mungkin lebih menyukai sistem Korea Utara saat ini daripada menghadapi masalah yang luar biasa," ujarnya.

Menurut laporan media-media AS, Amerika juga memiliki rencana darurat jika terjadi krisis kemanusiaan skala besar di Korea Utara.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More