PM Palestina: Israel Harus Hadapi Konsekuensi Soal Caplok Tepi Barat
Rabu, 10 Juni 2020 - 00:15 WIB
TEPI BARAT - Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh memperingatkan Israel harus menghadapi konsekuensi jika mencaplok tanah di Tepi Barat.
Dia menyebut kemungkinan sanksi Eropa pada Israel. PM Israel Benjamin Netanyahu berjanji memperluas kedaulatan ke pemukiman Yahudi dan Lembah Jordan di Tepi Barat.
Pemerintahan baru Netanyahu akan mulai membahas de facto pencaplokan pada 1 Juli tapi tidak jelas apakah aliansi utama Israel, Amerika Serikat (AS) akan memberi lampu hijau pada langkah itu.
Palestina telah menolak rencana damai Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada Januari. Sesuai rencana Trump, sebagian besar pemukiman Yahudi akan digabungkan dalam wilayah Israel.
“Pencaplokan akan membunuh semua kemungkinan damai dengan Israel dan mengikis consensus Palestina, regional dan internasional tentang solusi dua negara,” ujar Shtayyeh.
Dia menegaskan Israel sekarang harus merasakan panasnya tekanan internasional. “Negara-negara Eropa sedang membahas sanksi pada Israel dan pembekuan kesepakatan, serta membatalkan beberapa program riset dan mengakui Palestina sebagai negara di Tepi Barat dan Gaza,” papar dia.
Komunitas internasional menganggap pemukiman Israel di wilayah Palestina adalah ilegal. Otoritas Palestina saat ini mengelola beberapa wilayah Tepi Barat dan Hamas memimpin di Gaza. (Baca Juga: Diusir Partainya Sendiri, Mahathir Melawan)
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell sebelumnya menegaskan, “Pencaplokan, jika diterapkan, tidak dapat berjalan tanpa tantangan.” (Baca Juga: Diselundupkan Pakai Kapal Rusak, Malaysia Tahan 269 Warga Rohingya)
Dia menyebut kemungkinan sanksi Eropa pada Israel. PM Israel Benjamin Netanyahu berjanji memperluas kedaulatan ke pemukiman Yahudi dan Lembah Jordan di Tepi Barat.
Pemerintahan baru Netanyahu akan mulai membahas de facto pencaplokan pada 1 Juli tapi tidak jelas apakah aliansi utama Israel, Amerika Serikat (AS) akan memberi lampu hijau pada langkah itu.
Palestina telah menolak rencana damai Presiden AS Donald Trump yang diumumkan pada Januari. Sesuai rencana Trump, sebagian besar pemukiman Yahudi akan digabungkan dalam wilayah Israel.
“Pencaplokan akan membunuh semua kemungkinan damai dengan Israel dan mengikis consensus Palestina, regional dan internasional tentang solusi dua negara,” ujar Shtayyeh.
Dia menegaskan Israel sekarang harus merasakan panasnya tekanan internasional. “Negara-negara Eropa sedang membahas sanksi pada Israel dan pembekuan kesepakatan, serta membatalkan beberapa program riset dan mengakui Palestina sebagai negara di Tepi Barat dan Gaza,” papar dia.
Komunitas internasional menganggap pemukiman Israel di wilayah Palestina adalah ilegal. Otoritas Palestina saat ini mengelola beberapa wilayah Tepi Barat dan Hamas memimpin di Gaza. (Baca Juga: Diusir Partainya Sendiri, Mahathir Melawan)
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell sebelumnya menegaskan, “Pencaplokan, jika diterapkan, tidak dapat berjalan tanpa tantangan.” (Baca Juga: Diselundupkan Pakai Kapal Rusak, Malaysia Tahan 269 Warga Rohingya)
(sya)
tulis komentar anda