Pelaku Bom Bunuh Diri Beraksi dalam Bar, 6 Tewas di Kongo Timur
Minggu, 26 Desember 2021 - 06:37 WIB
BENI - Seorang pelaku bom bunuh diri menyerang sebuah restoran dan bar di Beni, Kongo Timur, Sabtu (25/12/2021). Pelaku beraksi ketika para pengunjung tengah berkumpul pada Hari Natal.
Seperti dilaporkan AP, ledakan ini menewaskan sedikitnya enam orang. Tembakan senapan mesin terdengar tak lama setelah bom meledak. Kerumunan orang pun terlihat panik melarikan diri dari pusat kota.
Jenderal Sylvain Ekenge, juru bicara Gubernur Kivu Utara, mengatakan, penjaga keamanan telah memblokir pengebom memasuki bar yang ramai dan orang tersebut malah meledakkan bahan peledak di pintu masuk.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari keramaian selama musim liburan,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Di kota dan wilayah Beni, sulit di masa sekarang ini untuk mengetahui siapa adalah siapa,” lanjutnya.
Seorang saksi mata, Rachel Magali telah berada di bar-restoran itu selama sekitar tiga jam bersama saudara iparnya dan beberapa orang lainnya, ketika dia mendengar suara keras di luar. "Tiba-tiba kami melihat asap hitam mengelilingi bar dan orang-orang mulai menangis," katanya.
“Kami bergegas ke pintu keluar di mana saya melihat orang-orang berbaring. Ada kursi plastik hijau berserakan di mana-mana dan saya juga melihat kepala dan lengan tidak lagi menempel. Itu benar-benar mengerikan,” urainya.
Menurut Walikota Narcisse Muteba, yang juga seorang kolonel polisi, ada dua anak diantara korban tewas. Dilaporkan pula sedikitnya 13 orang lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit setempat. "Penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan pelaku serangan teroris ini," katanya.
Kota itu telah lama menjadi sasaran pemberontak dari Pasukan Demokrat Sekutu, atau ADF, sebuah kelompok yang melacak asal-usulnya ke negara tetangga Uganda. Tetapi, afiliasi kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan di Beni pada bulan Juni.
Ledakan itu termasuk bom bunuh diri pertama yang diketahui di Kongo timur, seorang pria Uganda yang meledakkan dirinya di luar sebuah bar. Kelompok Negara Islam kemudian mengatakan bahwa pembom bunuh diri itu menargetkan orang-orang Kristen. Ledakan lainnya hari itu terjadi di dalam sebuah gereja Katolik, melukai dua orang.
Penduduk kota telah berulang kali menyatakan kemarahan atas ketidakamanan yang sedang berlangsung meskipun ada serangan tentara dan kehadiran penjaga perdamaian PBB di Beni. Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini juga telah menderita melalui epidemi Ebola dan telah melihat beberapa wabah penyakit yang lebih kecil.
Seperti dilaporkan AP, ledakan ini menewaskan sedikitnya enam orang. Tembakan senapan mesin terdengar tak lama setelah bom meledak. Kerumunan orang pun terlihat panik melarikan diri dari pusat kota.
Baca Juga
Jenderal Sylvain Ekenge, juru bicara Gubernur Kivu Utara, mengatakan, penjaga keamanan telah memblokir pengebom memasuki bar yang ramai dan orang tersebut malah meledakkan bahan peledak di pintu masuk.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menghindari keramaian selama musim liburan,” katanya dalam sebuah pernyataan. “Di kota dan wilayah Beni, sulit di masa sekarang ini untuk mengetahui siapa adalah siapa,” lanjutnya.
Seorang saksi mata, Rachel Magali telah berada di bar-restoran itu selama sekitar tiga jam bersama saudara iparnya dan beberapa orang lainnya, ketika dia mendengar suara keras di luar. "Tiba-tiba kami melihat asap hitam mengelilingi bar dan orang-orang mulai menangis," katanya.
“Kami bergegas ke pintu keluar di mana saya melihat orang-orang berbaring. Ada kursi plastik hijau berserakan di mana-mana dan saya juga melihat kepala dan lengan tidak lagi menempel. Itu benar-benar mengerikan,” urainya.
Menurut Walikota Narcisse Muteba, yang juga seorang kolonel polisi, ada dua anak diantara korban tewas. Dilaporkan pula sedikitnya 13 orang lainnya terluka dan dibawa ke rumah sakit setempat. "Penyelidikan sedang dilakukan untuk menemukan pelaku serangan teroris ini," katanya.
Kota itu telah lama menjadi sasaran pemberontak dari Pasukan Demokrat Sekutu, atau ADF, sebuah kelompok yang melacak asal-usulnya ke negara tetangga Uganda. Tetapi, afiliasi kelompok Negara Islam mengklaim bertanggung jawab atas dua ledakan di Beni pada bulan Juni.
Ledakan itu termasuk bom bunuh diri pertama yang diketahui di Kongo timur, seorang pria Uganda yang meledakkan dirinya di luar sebuah bar. Kelompok Negara Islam kemudian mengatakan bahwa pembom bunuh diri itu menargetkan orang-orang Kristen. Ledakan lainnya hari itu terjadi di dalam sebuah gereja Katolik, melukai dua orang.
Penduduk kota telah berulang kali menyatakan kemarahan atas ketidakamanan yang sedang berlangsung meskipun ada serangan tentara dan kehadiran penjaga perdamaian PBB di Beni. Dalam beberapa tahun terakhir, kota ini juga telah menderita melalui epidemi Ebola dan telah melihat beberapa wabah penyakit yang lebih kecil.
(esn)
tulis komentar anda