33 Tewas dalam Operasi Militer terhadap Pemberontak Kongo
loading...
A
A
A
KINSHASA - Sebanyak 27 pemberontak , lima warga sipil dan seorang tentara tewas dalam operasi militer selama dua hari terhadap kelompok bersenjata terkenal di Kongo timur. Demikian pernyataan yang dikeluarkan pihak militer Kongo.
"27 anggota milisi CODECO yang terbunuh termasuk salah satu komandan utamanya, Malo-Maki," kata Letnan Jules Ngongo, jurubicara angkatan darat Kongo untuk wilayah Ituri.
"Di antara penduduk sipil, lima orang tewas dan dipenggal oleh CODECO, sementara seorang tentara tewas dalam pertempuran itu dan seorang lainnya terluka," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/3/2021).
Ngongo mengatakan operasi militer itu diluncurkan pada Minggu setelah CODECO berusaha memutus jalan strategis, Highway 27, di kota perdagangan Iga-Barriere, hanya 25 kilometer dari ibu kota provinsi Ituri, Bunia.
"Pasukan berhasil mengusir milisi dari dua benteng," katanya.
COEDECO hanyalah satu dari sekitar 122 kelompok bersenjata yang berkeliaran di Republik Demokratik Kongo timur, banyak dari mereka merupakan warisan perang pada tahun 1990-an yang menyedot negara-negara dari sekitar Afrika tengah.
Lihat Juga: Kisah Tragis Ronggolawe, Kesetiaan Bela Raja Majapahit Berujung Kematian dengan Cap Pemberontak
"27 anggota milisi CODECO yang terbunuh termasuk salah satu komandan utamanya, Malo-Maki," kata Letnan Jules Ngongo, jurubicara angkatan darat Kongo untuk wilayah Ituri.
"Di antara penduduk sipil, lima orang tewas dan dipenggal oleh CODECO, sementara seorang tentara tewas dalam pertempuran itu dan seorang lainnya terluka," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Rabu (24/3/2021).
Ngongo mengatakan operasi militer itu diluncurkan pada Minggu setelah CODECO berusaha memutus jalan strategis, Highway 27, di kota perdagangan Iga-Barriere, hanya 25 kilometer dari ibu kota provinsi Ituri, Bunia.
"Pasukan berhasil mengusir milisi dari dua benteng," katanya.
COEDECO hanyalah satu dari sekitar 122 kelompok bersenjata yang berkeliaran di Republik Demokratik Kongo timur, banyak dari mereka merupakan warisan perang pada tahun 1990-an yang menyedot negara-negara dari sekitar Afrika tengah.
Lihat Juga: Kisah Tragis Ronggolawe, Kesetiaan Bela Raja Majapahit Berujung Kematian dengan Cap Pemberontak
(ian)