Pesta Musik Spektakuler Arab Saudi Pikat 732.000 Penonton: Kami Haus Hiburan dan Tawa
Rabu, 22 Desember 2021 - 00:20 WIB
Kebangkitan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, pada 2017 telah mengantarkan sejumlah reformasi.
Pergeseran sosial terjadi di negara Teluk yang konservatif tersebut, termasuk pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan dan mengizinkan konser campuran gender dan acara lainnya.
Kritikus dan kelompok HAM mengatakan kerajaan menggunakan acara olahraga dan hiburan besar untuk menutupi catatan HAM yang buruk, termasuk pembunuhan terhadap jurnalis pembangkang Jamal Khashoggi pada 2018.
Bulan lalu, bintang pop Kanada Justin Bieber terjebak di garis bidik karena tampil selama Grand Prix di Arab Saudi, di mana Human Rights Watch (HRW) mengatakan bahwa kerajaan menggunakan acara olahraga untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran HAM yang meluas.
HRW merilis pernyataan lain menjelang festival terbaru, dengan mengatakan: "Penampil dan promotor harus menggunakan mikrofon, panggung, dan waktu layar mereka untuk berbicara tentang pelanggaran HAM di Arab Saudi atau menolak untuk berpartisipasi dalam skema pencucian reputasi Saudi lainnya."
Bagi wanita muda Arab Saudi, yang berbicara dengan syarat anonim, acara semacam itu tetap bermanfaat dalam menawarkan jalan keluar bagi generasi muda.
"Kami haus akan musik, hiburan, film, tawa, dan jalan-jalan. Kami seperti menemukan kembali negara kami dan itu membuat kami sangat bahagia," katanya.
Arab Saudi berusaha mendiversifikasi ekonominya dari minyak, berinvestasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir di sektor pariwisata, hiburan dan olahraga.
Sementara perubahan sosial yang luas telah dianut oleh banyak orang, beberapa tetap mengkhawatirkan.
tulis komentar anda