Deretan Kudeta Militer Sepanjang 2021, dari Asia hingga Afrika
Selasa, 21 Desember 2021 - 19:36 WIB
Kudeta ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Mamady Doumbouya, mantan legiuner Prancis dan komandan unit militer elit. Doumbouya kemudian mengumumkan pembubaran pemerintah, serta penutupan perbatasan udara dan darat negara itu sambil menyatakan konstitusi Guinea dibatalkan.
Diketahui, Combe telah merubah konstitusi negara agar dirinya bisa ikut dalam pemilihan presiden untuk ketiga kalinya.
Pada awal Oktober, Mamady Doumbouya dilantik sebagai presiden sementara Guinea. Ia akan mengawasi transisi singkat ke pemerintahan konstitusional.
4. Kudeta militer Sudan
Pada 25 Oktober, pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan melakukan kudeta dan mengambil alih pemerintahan melalui kudeta militer. Pada 26 Oktober Perdana Menteri Abdalla Hamdok, dan empat Menteri dari pemerintah sementara, ditangkap aparat Militer, dan kini berada di bawah tahanan rumah.
Perdana Menteri sipil Sudan, Abdalla Hamdok menolak untuk menyatakan dukungan untuk kudeta dan menyerukan perlawanan. Aksi protes menentang kudeta pun meledak yang dibalas dengan sikap represif militer. Setidaknya 10 warga sipil dilaporkan tewas dan lebih dari 140 terluka.
Mendapat perlawanan dari dalam dan luar negeri, militer Sudan mengembalikan Abdalla Hamdok ke kursi perdana menteri. Kembali ke kursi perdan menteri, Hamdok berjanji untuk memperkenalkan pemerintah teknokratis yang terdiri dari para profesional berkualitas yang akan memimpin negara itu di jalan menuju demokrasi.
Diketahui, Combe telah merubah konstitusi negara agar dirinya bisa ikut dalam pemilihan presiden untuk ketiga kalinya.
Pada awal Oktober, Mamady Doumbouya dilantik sebagai presiden sementara Guinea. Ia akan mengawasi transisi singkat ke pemerintahan konstitusional.
4. Kudeta militer Sudan
Pada 25 Oktober, pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan melakukan kudeta dan mengambil alih pemerintahan melalui kudeta militer. Pada 26 Oktober Perdana Menteri Abdalla Hamdok, dan empat Menteri dari pemerintah sementara, ditangkap aparat Militer, dan kini berada di bawah tahanan rumah.
Perdana Menteri sipil Sudan, Abdalla Hamdok menolak untuk menyatakan dukungan untuk kudeta dan menyerukan perlawanan. Aksi protes menentang kudeta pun meledak yang dibalas dengan sikap represif militer. Setidaknya 10 warga sipil dilaporkan tewas dan lebih dari 140 terluka.
Mendapat perlawanan dari dalam dan luar negeri, militer Sudan mengembalikan Abdalla Hamdok ke kursi perdana menteri. Kembali ke kursi perdan menteri, Hamdok berjanji untuk memperkenalkan pemerintah teknokratis yang terdiri dari para profesional berkualitas yang akan memimpin negara itu di jalan menuju demokrasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda