Aparat Turki Bongkar Jaringan Perdagangan Organ Manusia Ilegal
Minggu, 12 Desember 2021 - 17:17 WIB
ANKARA - Jaringan perdagangan organ internasional yang dipimpin oleh warga Yordania dan Palestina di Istanbul telah dibongkar oleh pihak berwenang Turki . Sepuluh orang, empat pemimpin kelompok dan enam orang yang akan menjual organ mereka atau mendapatkan transplantasi, ditangkap dan empat segera dipenjara.
Seperti dilaporkan Arab News, Minggu (12/12/2021), jaringan tersebut menjalankan bisnis menggunakan dokumen palsu di sebuah rumah sakit di Beylikduzu, di sisi Eropa Istanbul, dengan imbalan USD50.000 per kasus.
Kasus ini terungkap ketika dokter Turki melaporkan ke departemen kepolisian yang memerangi penyelundupan migran, bahwa pasien dan donor organ tampaknya bukan saudara dan memiliki komunikasi yang sangat buruk. Pihak berwenang beralih ke Konsulat Palestina, yang membantah telah memberikan dokumen kekerabatan seperti itu kepada orang-orang yang ditangkap.
Polisi Turki mengungkap jaringan tersebut dengan menyelidiki catatan rumah sakit dan memantau lokasi hotel di dekat rumah sakit tempat transplantasi organ ilegal dilakukan. Operasi tersebut melibatkan dua penggerebekan di hotel tersebut.
Pemimpinnya, Hasan B., menemukan donor dan penerima organ melalui koneksi media sosial. Pelaku lainnya, Hasan Abu Z., menyambut orang-orang ke Turki dan memperkenalkan penerima organ kepada dokter, Ali Y.M., dengan bantuan seorang perantara, Ahmad M. Kini, empat anggota jaringan ini telah ditangkap.
Jaringan menamakan perdagangan ilegal mereka "Layanan VIP dari hotel ke rumah sakit," mengincar klien dari negara-negara Arab sambil mencari orang yang bisa menjual organ mereka. Golongan darah orang yang membutuhkan ginjal juga diekspos di postingan media sosial. Jaringan tersebut memalsukan akta kekerabatan dan akta kelahiran agar terlihat seolah-olah berasal dari konsulat asing.
Uang dan dokumen palsu disita selama operasi. Polisi mengungkapkan, USD10.000 diberikan kepada donor organ dan USD15.000 ke rumah sakit swasta. Jaringan tersebut menghasilkan USD25.000 untuk setiap kasus.
Seperti dilaporkan Arab News, Minggu (12/12/2021), jaringan tersebut menjalankan bisnis menggunakan dokumen palsu di sebuah rumah sakit di Beylikduzu, di sisi Eropa Istanbul, dengan imbalan USD50.000 per kasus.
Kasus ini terungkap ketika dokter Turki melaporkan ke departemen kepolisian yang memerangi penyelundupan migran, bahwa pasien dan donor organ tampaknya bukan saudara dan memiliki komunikasi yang sangat buruk. Pihak berwenang beralih ke Konsulat Palestina, yang membantah telah memberikan dokumen kekerabatan seperti itu kepada orang-orang yang ditangkap.
Polisi Turki mengungkap jaringan tersebut dengan menyelidiki catatan rumah sakit dan memantau lokasi hotel di dekat rumah sakit tempat transplantasi organ ilegal dilakukan. Operasi tersebut melibatkan dua penggerebekan di hotel tersebut.
Pemimpinnya, Hasan B., menemukan donor dan penerima organ melalui koneksi media sosial. Pelaku lainnya, Hasan Abu Z., menyambut orang-orang ke Turki dan memperkenalkan penerima organ kepada dokter, Ali Y.M., dengan bantuan seorang perantara, Ahmad M. Kini, empat anggota jaringan ini telah ditangkap.
Jaringan menamakan perdagangan ilegal mereka "Layanan VIP dari hotel ke rumah sakit," mengincar klien dari negara-negara Arab sambil mencari orang yang bisa menjual organ mereka. Golongan darah orang yang membutuhkan ginjal juga diekspos di postingan media sosial. Jaringan tersebut memalsukan akta kekerabatan dan akta kelahiran agar terlihat seolah-olah berasal dari konsulat asing.
Uang dan dokumen palsu disita selama operasi. Polisi mengungkapkan, USD10.000 diberikan kepada donor organ dan USD15.000 ke rumah sakit swasta. Jaringan tersebut menghasilkan USD25.000 untuk setiap kasus.
tulis komentar anda