Filsuf Top AS Dorong Pemikiran Kritis dalam Reformasi Arab Saudi
Sabtu, 11 Desember 2021 - 23:14 WIB
RIYADH - Filsuf Amerika Serikat (AS) Michael Sandel menyerukan manfaat mengajarkan keterampilan berpikir kritis kepada pemuda Arab Saudi untuk memandu reformasi Kerajaan.
Seruan itu muncul setelah Arab Saudi mengadakan konferensi filsafat untuk pertama kalinya.
Profesor Universitas Harvard yang digambarkan Times Literary Supplement sebagai "filsuf hidup paling penting dan berpengaruh" itu diwawancarai Reuters setelah Konferensi Filsafat Internasional Riyadh, yang berlangsung dari Rabu hingga Jumat (10/12/2021).
“Terlibat dalam diskusi filosofis, terutama dalam keadaan seperti ini, adalah pekerjaan yang menantang, bahkan berisiko. Saya merasa itu adalah risiko yang layak diambil,” ungkap Sandel.
“Mempromosikan pemikiran kritis, saya pikir, setidaknya patut dicoba,” papar dia.
Profesor itu mencatat generasi muda Kerajaan tampaknya bersemangat terlibat dalam diskusi filosofis.
Filsafat secara tradisional tidak diajarkan di Arab Saudi. Namun, pada 2018 Kementerian Pendidikan mengumumkan akan memperkenalkan kursus filsafat ke sekolah menengah.
“Saya ingin mendorongnya, bahkan ketika menyadari bahwa ada risiko dan ketidakpastian tertentu pada jalurnya, pada akhirnya bisa menendang,” ungkap Sandel.
Konferensi filosofi tersebut adalah satu dari sekian banyak acara yang telah diselenggarakan sehubungan dengan reformasi cepat Kerajaan yang dimulai ketika Putra Mahkota Mohammad bin Salman diangkat pada 2017.
Festival film saat ini sedang diadakan di Jeddah, dan festival musik dansa elektronik akan dimulai pada Kamis di Riyadh.
Reformasi yang dibawa Putra Mahkota termasuk mencabut larangan pengemudi wanita, melonggarkan sistem perwalian pria, dan mengizinkan film diputar di bioskop.
“Yang bisa saya katakan adalah saya pikir jika ada kemungkinan mendorong filosofi dan pemikiran kritis di Arab Saudi, kemungkinan itu layak untuk ditelusuri,” pungkas Sandel.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
Seruan itu muncul setelah Arab Saudi mengadakan konferensi filsafat untuk pertama kalinya.
Profesor Universitas Harvard yang digambarkan Times Literary Supplement sebagai "filsuf hidup paling penting dan berpengaruh" itu diwawancarai Reuters setelah Konferensi Filsafat Internasional Riyadh, yang berlangsung dari Rabu hingga Jumat (10/12/2021).
“Terlibat dalam diskusi filosofis, terutama dalam keadaan seperti ini, adalah pekerjaan yang menantang, bahkan berisiko. Saya merasa itu adalah risiko yang layak diambil,” ungkap Sandel.
“Mempromosikan pemikiran kritis, saya pikir, setidaknya patut dicoba,” papar dia.
Profesor itu mencatat generasi muda Kerajaan tampaknya bersemangat terlibat dalam diskusi filosofis.
Filsafat secara tradisional tidak diajarkan di Arab Saudi. Namun, pada 2018 Kementerian Pendidikan mengumumkan akan memperkenalkan kursus filsafat ke sekolah menengah.
“Saya ingin mendorongnya, bahkan ketika menyadari bahwa ada risiko dan ketidakpastian tertentu pada jalurnya, pada akhirnya bisa menendang,” ungkap Sandel.
Konferensi filosofi tersebut adalah satu dari sekian banyak acara yang telah diselenggarakan sehubungan dengan reformasi cepat Kerajaan yang dimulai ketika Putra Mahkota Mohammad bin Salman diangkat pada 2017.
Festival film saat ini sedang diadakan di Jeddah, dan festival musik dansa elektronik akan dimulai pada Kamis di Riyadh.
Reformasi yang dibawa Putra Mahkota termasuk mencabut larangan pengemudi wanita, melonggarkan sistem perwalian pria, dan mengizinkan film diputar di bioskop.
“Yang bisa saya katakan adalah saya pikir jika ada kemungkinan mendorong filosofi dan pemikiran kritis di Arab Saudi, kemungkinan itu layak untuk ditelusuri,” pungkas Sandel.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
(sya)
tulis komentar anda