PM Imran Khan: Pakistan Tak Toleransi Kekerasan Atas Nama Agama!

Rabu, 08 Desember 2021 - 03:07 WIB
Menurutnya, setelah pembantaian sekolah Peshawar pada tahun 2014, orang-orang Pakistan berkumpul, terikat oleh kesedihan, yang mengarah pada perang kolektif melawan terorisme.

"Hari ini, setelah insiden Sialkot, Pakistan yang sangat terguncang telah memutuskan bahwa kami tidak akan membiarkan [tindakan ekstremisme] seperti itu terjadi lagi di negara ini," katanya, seperti dikutip Gulf News, Rabu (8/12/2021).



Pada peringatan itu, PM Khan memberi tahu bahwa komunitas bisnis di Sialkot telah mengumpulkan USD100.000 untuk istri dan anak-anak Kumara yang berduka dan juga berjanji bahwa keluarganya di Sri Lanka akan terus menerima gaji bulanannya.

Pada hari Selasa, Khan memberikan sertifikat penghargaan kepada Malik Adnan—rekan Kumara yang telah mencoba menyelamatkan hidupnya dan melindunginya ketika massa buruh menyerang.

“Sangat menyakitkan melihat apa yang dilakukan massa [kepada Kumara]. Tapi Adnan telah memulihkan kepercayaan kita pada kemanusiaan dan bangsa Pakistan," katanya.

"Pakistan membutuhkan panutan seperti Adnan yang akan dikenang sebagai satu-satunya orang yang menentang binatang.”

Adnan akan dianugerahi Tamgha-i-Shujaat (Medali Keberanian) pada 23 Maret 2022 mendatang, karena menunjukkan kepahlawanan yang teguh dalam menghadapi bahaya.

Pada hari Senin, kepemimpinan politik dan militer Pakistan memutuskan bahwa pemerintah akan meluncurkan strategi komprehensif untuk memberantas ekstremisme agama dan kewaspadaan serta memastikan hukuman yang tegas bagi mereka yang membunuh warga negara Sri Lanka itu.

Sebuah pernyataan bersama dari para cendekiawan Islam Pakistan menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan tidak manusiawi" dan mengatakan bahwa "menuduh seseorang melakukan penistaan agama tanpa bukti tidak sesuai dengan Syariah".
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More