Licik, Mossad Tipu Para Ilmuwan Iran untuk Bantu Ledakkan Fasilitas Nuklir

Sabtu, 04 Desember 2021 - 02:01 WIB
Laporan itu muncul sehari setelah Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett dalam percakapannya dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan "penghentian segera negosiasi" dengan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Dia mengklaim Teheran menggunakan "pemerasan nuklir" sebagai taktik negosiasi. Iran secara konsisten membantah memiliki ambisi senjata nuklir. Teheran bersikeras pengayaan uraniumnya murni untuk tujuan sipil.

Iran sebelumnya menyalahkan Israel atas ledakan pabrik Natanz dan menyebut Reza Karimi sebagai tersangka.

Menurut Iran, Reza Karimi telah melarikan diri dari negara itu beberapa jam sebelum insiden itu. Belum ada komentar dari otoritas Iran atas laporan Jewish Chronicle.

Setelah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara sepihak meninggalkan perjanjian Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) 2015 dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan Teheran, Iran mulai memperkaya uranium di luar batas yang disepakati dalam kesepakatan, meningkatkan kekhawatiran di Barat.

Iran mengatakan tidak akan setuju menghidupkan kembali perjanjian itu kecuali semua sanksi terhadapnya dicabut.
(sya)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More