Rusia Tuding NATO Jadikan Eskalasi dengan Ukraina Jembatan Konfrontasi

Kamis, 02 Desember 2021 - 23:22 WIB
Rusia tuding NATO jadikan eskalasi dengan Ukraina sebagai jembatan konfrontasi. Foto/Ilustrasi
STOCKHOLM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu Kamis di Stockholm, Swedia, di tengah meningkatnya kekhawatiran di antara kekuatan Barat bahwa Rusia berusaha mengacaukan Ukraina .

Berbicara selama KTT Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) di Stockholm, Lavrov memperingatkan NATO agar tidak mengubah negara tetangganya, Ukraina, menjadi jembatan konfrontasi. Diplomat top Rusia menuduh bahwa Barat “bermain dengan api” ketika berpendapat bahwa Rusia tidak memiliki suara dalam rencana ekspansi NATO.

“Saya ingin membuatnya sangat jelas: mengubah tetangga kita menjadi jembatan untuk konfrontasi dengan Rusia, pengerahan pasukan NATO di wilayah yang secara strategis penting bagi keamanan kami sama sekali tidak dapat diterima,” katanya seperti dikutip dari AP, Kamis (2/12/2021).



Dia juga memperingatkan Blinken bahwa ekspansi NATO lebih lanjut ke arah timur tidak diragukan lagi membahayakan kepentingan mendasar keamanan Rusia.



Ia menekankan bahwa meskipun Rusia tidak ingin ada konflik dengan NATO atas Ukraina, Moskow akan mempertahankan haknya untuk memilih cara guna memastikan kepentingan keamanannya yang sah.

"Dan jangan lupa, tentu saja, prinsip yang menyatakan ketidakterpisahan dan keamanan, termasuk di OSCE, di Dewan NATO Rusia, yang mengatakan bahwa tidak seorang pun berhak untuk memperkuat keamanan mereka dengan mengorbankan keamanan orang lain. Dan kemajuan lebih lanjut NATO ke Timur pasti akan mempengaruhi kepentingan fundamental keamanan kami," ujarnya seperti dilansir dari CNN.

Lavrov juga mengatakan bahwa NATO menolak untuk secara konstruktif mempertimbangkan proposal guna mengurangi ketegangan dan mencegah insiden berbahaya.

“Infrastruktur militer aliansi secara tidak bertanggung jawab dibawa lebih dekat ke perbatasan Rusia di Rumania dan Polandia, menyebarkan sistem pertahanan anti-rudal yang dapat digunakan sebagai kompleks serangan,” katanya.

"Rudal jarak menengah Amerika akan segera muncul di Eropa, membawa kembali skenario mimpi buruk dari konfrontasi militer," imbuhnya seperti dikutip dari BBC.



AS dan NATO mengatakan Rusia meningkatkan jumlah pasukan tempur di dekat perbatasannya dengan Ukraina.

Kremlin telah berulang kali membantah bahwa Rusia berencana untuk menyerang Ukraina dan melihat dukungan NATO untuk negara itu sebagai ancaman di perbatasan barat Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu menyerukan kesepakatan khusus yang akan mengesampingkan ekspansi NATO lebih lanjut ke arah timur dan penyebaran persenjataannya di dekat perbatasan Rusia.

Sedangkan sehari sebelumnya, Putin mengatakan ekspansi militer NATO yang dekat dengan perbatasan Rusia dan penggelaran sistem rudal di Ukraina akan melewati "garis merah" untuk Rusia. Menanggapi tindakan Barat yang dianggap Rusia sebagai ancaman, negara tersebut mengembangkan senjata rudal hipersoniknya sendiri.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More