Rusia Minta Staf Kedutaan AS Tinggalkan Moskow

Rabu, 01 Desember 2021 - 20:05 WIB
Rusia minta staf kedutaan AS tinggalkan Moskow setelah tiga tahun bertugas. Foto/ABC News
MOSKOW - Rusia memberikan waktu beberapa minggu bagi staf kedutaan besar Amerika Serikat (AS) yang telah ditempatkan di Moskow selama lebih dari tiga tahun untuk meninggalkan negara itu. Pengumuman itu disampaikan langsung juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, di tengah perselisihan yang berkembang dengan Washington mengenai visa diplomatik.

"Pada 13 Januari 2022, staf kedutaan AS di Moskow yang telah bertugas selama lebih dari tiga tahun harus meninggalkan Rusia," kata Zakharova seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (1/12/2021).

Pengumuman inimuncul setelah Washington dilaporkan menolak memperpanjang visa puluhan anggota keluarga diplomat Rusia yang berbasis di AS.



"Kami menganggap langkah Amerika sebagai pengusiran yang jelas dan berniat untuk bereaksi sesuai dengan itu," ujar Zakharova.

Dia mengatakan bahwa permainan seperti itu dimulai oleh keputusan kebijakan Amerika, bukan karena Rusia ingin memutuskan hubungan.



“Kami telah lama berusaha dan keras untuk berunding dengan mereka dan mengarahkan mereka ke beberapa solusi konstruktif untuk masalah ini, tetapi mereka membuat pilihan mereka,” tutur Zakharova.

Awal pekan ini, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan Moskow akan membalas kebuntuan tersebut. Kedua negara telah lama terlibat dalam pertikaian mengenai jumlah diplomat yang dapat ditempatkan di kedua negara.

Presiden AS Joe Biden bulan lalu mengungkapkan bahwa jumlah staf Amerika di Rusia telah berkurang menjadi 120 dari 1.200 pada awal 2017, dan mengatakan sulit untuk melanjutkan operasi di sana ketika terbatas hanya pada "kehadiran sementara".

Washington juga telah memerintahkan penutupan konsulatnya di seluruh negara terbesar di dunia itu. Awal tahun ini, dengan alasan pembatasan perekrutan staf lokal, Kedutaan Besar AS di Moskow berhenti memproses visa non-diplomatik dan mendaftarkan warga Rusia sebagai “homeless nationalities,” yang pada dasarnya memaksa pengaju visa untuk bepergian ke negara ketiga, seperti Polandia.

Rusia, bagaimanapun, mempertanyakan mengapa kantor perwakilan AS membutuhkan begitu banyak karyawan untuk memproses dokumen konsuler.



Zakharova juga mengecam langkah itu, dengan mengatakan bahwa diplomat AS telah mengubah prosedur teknis, prosedur rutin untuk abad ke-21, menjadi neraka yang nyata, dan mengatakan utusan Amerika telah bertahun-tahun menghancurkan sistem layanan konsuler di Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Biden pada Juni lalu untuk pertemuan puncak bilateral pertama mereka sejak pemimpin AS itu menjabat dan kemudian membahas normalisasi layanan kedutaan. Menteri Luar Negeri Moskow, Sergey Lavrov, bagaimanapun, mengatakan pembicaraan itu terbukti sia-sia karena upaya Amerika untuk menekan Kremlin agar menyetujui persyaratan yang ditetapkan oleh Gedung Putih.
(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More