NATO Lepas Tangan, Ukraina Bakal Sendirian Hadapi Agresi Rusia
Rabu, 01 Desember 2021 - 16:50 WIB
BRUSSELS - Ukraina bukan anggota NATO dan oleh karena itu blok keamanan pimpinan Amerika Serikat (AS) tidak dapat menjamin mereka akan berperang atas namanya jika terjadi agresi militer Rusia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg.
Berbicara pada konferensi pers di Latvia, di mana ia mengunjungi untuk pertemuan para menteri luar negeri NATO, mantan perdana menteri Norwegia itu menekankan bahwa Ukraina hanyalah mitra dan ketentuan perjanjian blok keamanan itu menyatakan bahwa NATO berperang untuk membela anggotanya.
“Kita harus memahami perbedaan antara sekutu NATO, misalnya, Latvia, Polandia, dan Rumania, dan mitra dekat dan sangat dihargai (seperti) Ukraina, di mana kami memberikan dukungan, kapasitas pelatihan, peralatan,” jelasnya, menunjuk bahwa tidak ada kewajiban bagi blok itu untuk melindungi Kiev seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (1/12/2021).
Komentar Stoltenberg muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia-Ukraina. Saran tentang kemungkinan konflik bersenjata telah didorong oleh sejumlah media Barat, termasuk CBS News Amerika, yang melaporkan bahwa kemungkinan serangan militer meningkat karena cuaca semakin dingin.
Awal bulan ini, Stoltenberg menyebut Moskow telah mengatur "konsentrasi besar dan tidak biasa" pasukan serta peralatan militer di dekat perbatasan. Ia pun memperingatkan bahwa provokasi lebih lanjut atau tindakan agresif akan menjadi perhatian serius.
Semua dugaan bahwa Rusia ingin menyerang Ukraina telah dibantah oleh Kremlin, yang secara konsisten menyatakan bahwa pergerakan pasukan di dalam perbatasan Rusia bukanlah urusan negara asing.
“Tuduhan bahwa Rusia akan menyerang seseorang, dan tuduhan bahwa Rusia entah bagaimana bersikap agresif, sama sekali tidak berdasar,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, awal pekan ini.
Berbicara pada konferensi pers di Latvia, di mana ia mengunjungi untuk pertemuan para menteri luar negeri NATO, mantan perdana menteri Norwegia itu menekankan bahwa Ukraina hanyalah mitra dan ketentuan perjanjian blok keamanan itu menyatakan bahwa NATO berperang untuk membela anggotanya.
“Kita harus memahami perbedaan antara sekutu NATO, misalnya, Latvia, Polandia, dan Rumania, dan mitra dekat dan sangat dihargai (seperti) Ukraina, di mana kami memberikan dukungan, kapasitas pelatihan, peralatan,” jelasnya, menunjuk bahwa tidak ada kewajiban bagi blok itu untuk melindungi Kiev seperti dikutip dari Russia Today, Rabu (1/12/2021).
Komentar Stoltenberg muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran atas dugaan penumpukan militer di perbatasan Rusia-Ukraina. Saran tentang kemungkinan konflik bersenjata telah didorong oleh sejumlah media Barat, termasuk CBS News Amerika, yang melaporkan bahwa kemungkinan serangan militer meningkat karena cuaca semakin dingin.
Awal bulan ini, Stoltenberg menyebut Moskow telah mengatur "konsentrasi besar dan tidak biasa" pasukan serta peralatan militer di dekat perbatasan. Ia pun memperingatkan bahwa provokasi lebih lanjut atau tindakan agresif akan menjadi perhatian serius.
Semua dugaan bahwa Rusia ingin menyerang Ukraina telah dibantah oleh Kremlin, yang secara konsisten menyatakan bahwa pergerakan pasukan di dalam perbatasan Rusia bukanlah urusan negara asing.
“Tuduhan bahwa Rusia akan menyerang seseorang, dan tuduhan bahwa Rusia entah bagaimana bersikap agresif, sama sekali tidak berdasar,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, awal pekan ini.
(ian)
tulis komentar anda