Taliban Minta Bantuan UE untuk Pertahankan Operasional Bandara Afghanistan
Senin, 29 November 2021 - 23:46 WIB
KABUL - Taliban meminta bantuan Uni Eropa (UE) untuk menjaga operasional bandara Afghanistan tetap berjalan. Hal ini terungkap dalam pembicaraan akhir pekan antara Taliban dengan para pejabat UE. Pembicaraan itu juga mengangkat "keprihatinan besar" tentang situasi kemanusiaan di Afghanistan.
Pihak Taliban berkomitmen untuk mengizinkan warga Afghanistan dan warga asing pergi dari Afghanistan jika mereka menginginkannya. Tetapi, Taliban meminta bantuan untuk mempertahankan operasional bandara, sehingga itu bisa terjadi.
“Kedua belah pihak menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Afghanistan saat musim dingin tiba,” kata pernyataan European External Action Service (EEAS) UE, seperti dikutip dari Arab News, Senin (29/11/2021).
Kedua belah pihak mengirim pejabat senior ke ibu kota Qatar, Doha, untuk melakukan pembicaraan, yang terjadi tepat sebelum dua minggu negosiasi antara Amerika Serikat dan Taliban yang akan dimulai pada awal pekan ini, juga di Doha.
Menurut EEAS UE, dialog tersebut tidak menyiratkan pengakuan UE atas pemerintah sementara Taliban, tetapi merupakan bagian dari keterlibatan operasional UE, demi kepentingan UE dan rakyat Afghanistan. UE juga menegaskan, pihaknya akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Dalam pertemuan itu, delegasi Taliban dipimpin oleh Menteri Luar Negeri sementara Amir Khan Mutaqqi, didampingi oleh Menteri Sementara untuk Pendidikan dan Kesehatan, penjabat Gubernur Bank Sentral, dan pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Keuangan dan Dalam Negeri, serta Direktorat Intelijen.
Sementara pihak UE dipimpin oleh Utusan Khusus UE untuk Afghanistan Tomas Niklasson, dengan pejabat dari EEAS dan layanan Komisi Eropa yang menangani bantuan kemanusiaan, kemitraan internasional, dan migrasi.
Pernyataan Uni Eropa mengatakan bahwa Taliban berjanji untuk menepati janji "amnesti" bagi warga Afghanistan yang telah menentangnya selama dua dekade pemerintahan berorientasi Barat. UE juga menekan Taliban untuk menciptakan “pemerintahan inklusif,” mendorong demokrasi, memastikan anak perempuan memiliki akses yang sama ke sekolah, dan mencegah Afghanistan menjadi basis bagi kelompok mana pun “yang mengancam keamanan orang lain.”
Di sisi Taliban menegaskan, bahwa mereka akan menegakkan hak asasi manusia "sesuai dengan prinsip-prinsip Islam" dan akan menyambut kembali misi diplomatik yang telah ditutup, menurut pernyataan itu.
Pihak Taliban berkomitmen untuk mengizinkan warga Afghanistan dan warga asing pergi dari Afghanistan jika mereka menginginkannya. Tetapi, Taliban meminta bantuan untuk mempertahankan operasional bandara, sehingga itu bisa terjadi.
Baca Juga
“Kedua belah pihak menyatakan keprihatinan mendalam tentang situasi kemanusiaan yang memburuk di Afghanistan saat musim dingin tiba,” kata pernyataan European External Action Service (EEAS) UE, seperti dikutip dari Arab News, Senin (29/11/2021).
Kedua belah pihak mengirim pejabat senior ke ibu kota Qatar, Doha, untuk melakukan pembicaraan, yang terjadi tepat sebelum dua minggu negosiasi antara Amerika Serikat dan Taliban yang akan dimulai pada awal pekan ini, juga di Doha.
Menurut EEAS UE, dialog tersebut tidak menyiratkan pengakuan UE atas pemerintah sementara Taliban, tetapi merupakan bagian dari keterlibatan operasional UE, demi kepentingan UE dan rakyat Afghanistan. UE juga menegaskan, pihaknya akan terus mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan.
Dalam pertemuan itu, delegasi Taliban dipimpin oleh Menteri Luar Negeri sementara Amir Khan Mutaqqi, didampingi oleh Menteri Sementara untuk Pendidikan dan Kesehatan, penjabat Gubernur Bank Sentral, dan pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Keuangan dan Dalam Negeri, serta Direktorat Intelijen.
Sementara pihak UE dipimpin oleh Utusan Khusus UE untuk Afghanistan Tomas Niklasson, dengan pejabat dari EEAS dan layanan Komisi Eropa yang menangani bantuan kemanusiaan, kemitraan internasional, dan migrasi.
Pernyataan Uni Eropa mengatakan bahwa Taliban berjanji untuk menepati janji "amnesti" bagi warga Afghanistan yang telah menentangnya selama dua dekade pemerintahan berorientasi Barat. UE juga menekan Taliban untuk menciptakan “pemerintahan inklusif,” mendorong demokrasi, memastikan anak perempuan memiliki akses yang sama ke sekolah, dan mencegah Afghanistan menjadi basis bagi kelompok mana pun “yang mengancam keamanan orang lain.”
Di sisi Taliban menegaskan, bahwa mereka akan menegakkan hak asasi manusia "sesuai dengan prinsip-prinsip Islam" dan akan menyambut kembali misi diplomatik yang telah ditutup, menurut pernyataan itu.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda