Si Genius Albert Einstein, Bukan Pembuat tapi Sesali Penemuan Bom Nuklir
Sabtu, 27 November 2021 - 17:24 WIB
JAKARTA - Albert Einstein adalah fisikawan genius Yahudi kelahiran Jerman yang pernah mengguncang dunia dengan temuan relativitasnya. Formula equivalen massa-energi yang terkenal E=mc2berperan dalam pengembangan bom nuklir , meski dia sama sekali tidak terlibat dalam pembuatan bom laknat itu.
Kendati bukan pembuat—dan pernah menegaskan bukan dirinya yang menemukan bom nuklir—Enstein tetapi menyesali penemuan bom pemusnah massal itu. Penegasan itu tak serta merta membuat dirinya terlepas dari tuduhan berperan dalam pembuatan bom atom.
Kisah fisikawan genius—yang pernah hidup tanpa kewarganegaraan ini—dengan riwayat penemuan bom nuklir Amerika Serikat (AS) bermula pada tahun 1938, yakni ketika tiga ahli kimia yang bekerja di sebuah laboratorium di Berlin membuat penemuan yang akan mengubah jalannya sejarah: mereka membelah atom uranium. Energi yang dilepaskan ketika pembelahan, atau fisi, terjadi sangat besar—cukup untuk menggerakkan bom. Tetapi sebelum senjata semacam itu dapat dibuat, banyak masalah teknis harus diatasi.
Ketika Einstein mengetahui bahwa Jerman—saat itu dipimpin diktator Adolf Hitler—mungkin berhasil memecahkan masalah itu, dia menulis kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin Roosevelt dengan keprihatinannya.
Surat Einstein tahun 1939 membantu memulai upaya AS untuk membuat bom atom, tetapi pekerjaan berjalan lambat pada awalnya. Dua temuan lain pada tahun 1940 dan 1941 menunjukkan secara meyakinkan bahwa bom itu layak dan membuat pembangunan bom menjadi prioritas utama bagi Amerika Serikat: penentuan "massa kritis" uranium yang dibutuhkan dan konfirmasi bahwa plutonium dapat mengalami fisi dan digunakan dalam sebuah bom.
Pada bulan Desember 1941, pemerintah AS meluncurkan The Manhattan Project, usaha ilmiah dan militer untuk mengembangkan bom nuklir pertama negara itu.
Surat untuk Presiden
Pada bulan Agustus 1939, Einstein menulis kepada Presiden AS Franklin Roosevelt untuk memperingatkannya bahwa Nazi sedang mengerjakan senjata baru dan kuat: bom atom. Rekan fisikawan Leo Szilard mendesak Einstein untuk mengirim surat itu dan membantunya menyusunnya.
Meski suratnya memiliki andil penting bagi AS untuk bergerak cepat membuat bom nuklir sebelum rezim Nazi Hitler memilikinya, Einstein tetap menjadi manusia yang dicurigai Amerika.
Pada Juli 1940, kantor Intelijen Angkatan Darat AS menolak izin keamanan yang diperlukan Einstein untuk bekerja di The Manhattan Project. Ratusan ilmuwan dalam proyek tersebut dilarang berkonsultasi dengan Einstein, karena aktivis politiknya yang berhaluan kiri dianggap berpotensi menimbulkan risiko keamanan bagi Amerika.
The Manhattan Project berhasil membuat bom atom di saat rezim Hitler tamat. Namun, Perang Dunia II saat itu belum berakhir karena masih berperang dengan Jepang.
Bom nuklir hasil dari The Manhattan Project benar-benar digunakan dan Hiroshima di Jepang menjadi kota pertama di dunia yang merasakan "kiamat" akibat bom itu.
Ketik Einstein mendengar berita tentang pengeboman di Hiroshima, dia menyampaikan penyesalannya atas penemuan bom nuklir meski dia tidak terlibat dalam pembuatannya. "Celakalah saya," katanya kala itu, seperti dikutip dari American Museum of Natural History (AMNH).
Pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki, Jepang, tiga hari setelah pengeboman Hiroshima. Pada akhir tahun 1945, diperkirakan 200.000 orang telah meninggal di kedua kota tersebut.
Meskipun Enstein tidak pernah bekerja secara langsung pada pembuatan bom nuklir, dia sering salah dikaitkan dengan munculnya senjata mengerikan tersebut. Formula equivalennya yang terkenal E=mc2 menjelaskan energi yang dilepaskan dalam sebuah bom atom tetapi tidak menjelaskan bagaimana membuatnya. Dia berulang kali mengingatkan orang-orang, "Saya tidak menganggap diri saya sebagai bapak pelepasan energi atom. Bagian saya di dalamnya cukup tidak langsung."
Namun demikian, Einstein sering diminta untuk menjelaskan perannya—seperti ketika seorang editor majalah Jepang bertanya kepadanya, "Mengapa Anda bekerja sama dalam produksi bom atom, mengetahui sepenuhnya...kekuatan penghancurnya?"
Jawaban Einstein selalu sama bahwa satu-satunya tindakannya adalah menulis surat kepada Presiden Roosevelt yang menyarankan agar Amerika Serikat meneliti senjata atom sebelum Jerman memanfaatkan teknologi mematikan ini.
Dia datang untuk menyesal mengambil langkah itu. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Newsweek, dia mengatakan, "Seandainya saya tahu bahwa Jerman tidak akan berhasil mengembangkan bom atom, saya tidak akan melakukan apa-apa."
Profil Fisikawan Genius Yahudi Albert Einstein
Nama: Albert Einstein
Lahir: 14 Maret 1879 di Ulm, Kerajaan Wurttemberg, Kekaisaran Jerman
Meninggal: 18 April 1955 (umur 76 tahun) di Princeton, New Jersey, AS
Kewarganegaraan:
1. Kerajaan Württemberg, bagian dari Kekaisaran Jerman (1879–1896)
2. Tanpa kewarganegaraan (1896–1901)
3. Swiss (1901–1955)
4. Austria, bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria (1911–1912)
5. Kerajaan Prusia, bagian dari Kekaisaran Jerman (1914–1918)
6. Negara Bebas Prusia (Republik Weimar, 1918–1933)
7. Amerika Serikat (1940–1955)
Pendidikan:
1. Sekolah politeknik federal di Zurich (Ijazah pengajaran federal, 1900)
2. Universitas Zurich (PhD, 1905)
Dikenal sebagai penemu teori: Relativitas Umum, Relativitas Khusus, Efek Fotoelektrik, Formula Equivalen E=mc2 (Kesetaraan massa-energi), Formula E=hf (relasi Planck–Einstein), Teori Gerak Brown, Persamaan Medan Einstein, Statistik Bose–Einstein, Kondensat Bose–Einstein, Gelombang Gravitasi, Konstanta Kosmologis, Teori Medan Terpadu, Paradoks EPR, Interpretasi Ansambel
Pasangan:
1. Mileva Maric (menikah 1903; bercerai 1919)
2. Elsa Lowenthal (menikah 1919; meninggal 1936)
Anak-anak: "Lieserl" Einstein, Hans Albert Einstein, dan Eduard "Tete" Einstein
Kendati bukan pembuat—dan pernah menegaskan bukan dirinya yang menemukan bom nuklir—Enstein tetapi menyesali penemuan bom pemusnah massal itu. Penegasan itu tak serta merta membuat dirinya terlepas dari tuduhan berperan dalam pembuatan bom atom.
Baca Juga
Kisah fisikawan genius—yang pernah hidup tanpa kewarganegaraan ini—dengan riwayat penemuan bom nuklir Amerika Serikat (AS) bermula pada tahun 1938, yakni ketika tiga ahli kimia yang bekerja di sebuah laboratorium di Berlin membuat penemuan yang akan mengubah jalannya sejarah: mereka membelah atom uranium. Energi yang dilepaskan ketika pembelahan, atau fisi, terjadi sangat besar—cukup untuk menggerakkan bom. Tetapi sebelum senjata semacam itu dapat dibuat, banyak masalah teknis harus diatasi.
Ketika Einstein mengetahui bahwa Jerman—saat itu dipimpin diktator Adolf Hitler—mungkin berhasil memecahkan masalah itu, dia menulis kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Franklin Roosevelt dengan keprihatinannya.
Surat Einstein tahun 1939 membantu memulai upaya AS untuk membuat bom atom, tetapi pekerjaan berjalan lambat pada awalnya. Dua temuan lain pada tahun 1940 dan 1941 menunjukkan secara meyakinkan bahwa bom itu layak dan membuat pembangunan bom menjadi prioritas utama bagi Amerika Serikat: penentuan "massa kritis" uranium yang dibutuhkan dan konfirmasi bahwa plutonium dapat mengalami fisi dan digunakan dalam sebuah bom.
Pada bulan Desember 1941, pemerintah AS meluncurkan The Manhattan Project, usaha ilmiah dan militer untuk mengembangkan bom nuklir pertama negara itu.
Surat untuk Presiden
Pada bulan Agustus 1939, Einstein menulis kepada Presiden AS Franklin Roosevelt untuk memperingatkannya bahwa Nazi sedang mengerjakan senjata baru dan kuat: bom atom. Rekan fisikawan Leo Szilard mendesak Einstein untuk mengirim surat itu dan membantunya menyusunnya.
Meski suratnya memiliki andil penting bagi AS untuk bergerak cepat membuat bom nuklir sebelum rezim Nazi Hitler memilikinya, Einstein tetap menjadi manusia yang dicurigai Amerika.
Pada Juli 1940, kantor Intelijen Angkatan Darat AS menolak izin keamanan yang diperlukan Einstein untuk bekerja di The Manhattan Project. Ratusan ilmuwan dalam proyek tersebut dilarang berkonsultasi dengan Einstein, karena aktivis politiknya yang berhaluan kiri dianggap berpotensi menimbulkan risiko keamanan bagi Amerika.
The Manhattan Project berhasil membuat bom atom di saat rezim Hitler tamat. Namun, Perang Dunia II saat itu belum berakhir karena masih berperang dengan Jepang.
Bom nuklir hasil dari The Manhattan Project benar-benar digunakan dan Hiroshima di Jepang menjadi kota pertama di dunia yang merasakan "kiamat" akibat bom itu.
Ketik Einstein mendengar berita tentang pengeboman di Hiroshima, dia menyampaikan penyesalannya atas penemuan bom nuklir meski dia tidak terlibat dalam pembuatannya. "Celakalah saya," katanya kala itu, seperti dikutip dari American Museum of Natural History (AMNH).
Pada 9 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki, Jepang, tiga hari setelah pengeboman Hiroshima. Pada akhir tahun 1945, diperkirakan 200.000 orang telah meninggal di kedua kota tersebut.
Meskipun Enstein tidak pernah bekerja secara langsung pada pembuatan bom nuklir, dia sering salah dikaitkan dengan munculnya senjata mengerikan tersebut. Formula equivalennya yang terkenal E=mc2 menjelaskan energi yang dilepaskan dalam sebuah bom atom tetapi tidak menjelaskan bagaimana membuatnya. Dia berulang kali mengingatkan orang-orang, "Saya tidak menganggap diri saya sebagai bapak pelepasan energi atom. Bagian saya di dalamnya cukup tidak langsung."
Namun demikian, Einstein sering diminta untuk menjelaskan perannya—seperti ketika seorang editor majalah Jepang bertanya kepadanya, "Mengapa Anda bekerja sama dalam produksi bom atom, mengetahui sepenuhnya...kekuatan penghancurnya?"
Jawaban Einstein selalu sama bahwa satu-satunya tindakannya adalah menulis surat kepada Presiden Roosevelt yang menyarankan agar Amerika Serikat meneliti senjata atom sebelum Jerman memanfaatkan teknologi mematikan ini.
Dia datang untuk menyesal mengambil langkah itu. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Newsweek, dia mengatakan, "Seandainya saya tahu bahwa Jerman tidak akan berhasil mengembangkan bom atom, saya tidak akan melakukan apa-apa."
Profil Fisikawan Genius Yahudi Albert Einstein
Nama: Albert Einstein
Lahir: 14 Maret 1879 di Ulm, Kerajaan Wurttemberg, Kekaisaran Jerman
Meninggal: 18 April 1955 (umur 76 tahun) di Princeton, New Jersey, AS
Kewarganegaraan:
1. Kerajaan Württemberg, bagian dari Kekaisaran Jerman (1879–1896)
2. Tanpa kewarganegaraan (1896–1901)
3. Swiss (1901–1955)
4. Austria, bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria (1911–1912)
5. Kerajaan Prusia, bagian dari Kekaisaran Jerman (1914–1918)
6. Negara Bebas Prusia (Republik Weimar, 1918–1933)
7. Amerika Serikat (1940–1955)
Pendidikan:
1. Sekolah politeknik federal di Zurich (Ijazah pengajaran federal, 1900)
2. Universitas Zurich (PhD, 1905)
Dikenal sebagai penemu teori: Relativitas Umum, Relativitas Khusus, Efek Fotoelektrik, Formula Equivalen E=mc2 (Kesetaraan massa-energi), Formula E=hf (relasi Planck–Einstein), Teori Gerak Brown, Persamaan Medan Einstein, Statistik Bose–Einstein, Kondensat Bose–Einstein, Gelombang Gravitasi, Konstanta Kosmologis, Teori Medan Terpadu, Paradoks EPR, Interpretasi Ansambel
Pasangan:
1. Mileva Maric (menikah 1903; bercerai 1919)
2. Elsa Lowenthal (menikah 1919; meninggal 1936)
Anak-anak: "Lieserl" Einstein, Hans Albert Einstein, dan Eduard "Tete" Einstein
(min)
tulis komentar anda