Para Putri Kerajaan Arab Saudi yang Tersandung Skandal, Ada yang Dirahasiakan

Rabu, 24 November 2021 - 14:49 WIB
Putri dari kerajaan Arab Saudi ini namanya dirahasiakan karena takut dibunuh jika kembali ke Jeddah. Foto/mos/daily mail
RIYADH - Arab Saudi merupakan negara yang menjunjung tinggi hukum Islam. Hukuman yang dijatuhkan kepada pelaku tindak kriminal tidak pandang bulu.

Setelah pembunuhan Raja Faisal bin Abdul Aziz yang berujung dengan eksekusi mati pelakunya Pangeran Faisal bin Mussaid, putri kerajaan Arab Saudi juga pernah menerima hukuman mati akibat tindakannya yang melanggar hukum.

Melansir mirror.uk, seorang putri kerajaan Arab Saudi yang namanya dirahasikan itu diberitakan hamil dan melahirkan anak dari kekasihnya, seorang pria asal Inggris.





Sang putri sendiri diketahui telah menikah dengan seorang anggota keluarga kerajaan Arab Saudi lainnya.



Sang putri dan kekasihnya bertemu ketika ia sedang berada di London. Keduanya jatuh cinta dan menjalin hubungan, menyebabkan sang putri hamil setahun kemudian.



Suaminya sempat merasa curiga, tetapi membiarkannya kembali ke Inggris, di mana sang putri melahirkan secara diam-diam. Ia pun takut pulang ke negara kelahirannya karena yakin akan dihukum mati jika kembali ke Arab Saudi.

Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi. Putri Misha'al binti Fahd al Saud, keponakan perempuan Raja Khalid yang saat itu baru berusia 19 tahun, menjalani eksekusi pada 15 Juli 1977 lantaran melakukan perzinaan dengan kekasihnya, Khales al-Sha’er Mulhallal, keponakan Ali Hasan al-Shaer yang jadi duta besar Arab Saudi di Lebanon.

Insiden ini berawal dari kepergian sang putri ke Lebanon guna menuntut ilmu. Di sana ia bertemu dan menjalin kasih dengan Khaled, padahal ia telah bertunangan dengan pria pilihan keluarganya.

Karena tidak mendapat restu, mereka berencana kawin lari. Bahkan, Misha’al sampai bertindak untuk memalsukan kematiannya dan menyamar jadi seorang pria.

Sayangnya, pasangan kekasih ini ditangkap oleh pihak berwenang saat melakukan pemeriksaan di Bandara Jeddah. Sang putri pun langsung dikembalikan kepada keluarga kerajaan.

Kakek Misha’al yang merasa malu kemudian menginstruksikan pihak berwenang untuk menghukum keduanya dengan hukuman mati.

Melansir berbagai sumber, proses eksekusi ini dijalankan di Taman Gantung Raja Arab Saudi, Jeddah. Dengan posisi berlutut dan mata tertutup, sang putri menjalani hukuman mati dengan menerima beberapa tembakan di kepala.

Kekasihnya turut melihat proses eksekusi tersebut sebelum menjalani poses eksekusi dengan cara dipenggal lehernya dengan pedang.

Peristiwa ini kemudian diangkat menjadi drama dokumenter berjudul Death of A Princess pada 1980, yang membuat kasus tersebut jadi kecaman di berbagai belahan dunia.

Merespons tayangnya drama dokumentasi ini, pihak berwenang Arab Saudi mencoba menekan penyebaran film tersebut. Namun, usaha tersebut gagal.

Dikutip dari independent.co.uk, pihak berwenang Arab Saudi kemudian mengusir duta besar Inggris untuk Arab Saudi, menarik 400 anggota keluarga kerajaan mereka dari Inggris, serta membatalkan ekspor senilai jutaan poundsterling.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More