Para Putri Kerajaan Arab Saudi yang Tersandung Skandal, Ada yang Dirahasiakan
Rabu, 24 November 2021 - 14:49 WIB
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah terjadi. Putri Misha'al binti Fahd al Saud, keponakan perempuan Raja Khalid yang saat itu baru berusia 19 tahun, menjalani eksekusi pada 15 Juli 1977 lantaran melakukan perzinaan dengan kekasihnya, Khales al-Sha’er Mulhallal, keponakan Ali Hasan al-Shaer yang jadi duta besar Arab Saudi di Lebanon.
Insiden ini berawal dari kepergian sang putri ke Lebanon guna menuntut ilmu. Di sana ia bertemu dan menjalin kasih dengan Khaled, padahal ia telah bertunangan dengan pria pilihan keluarganya.
Karena tidak mendapat restu, mereka berencana kawin lari. Bahkan, Misha’al sampai bertindak untuk memalsukan kematiannya dan menyamar jadi seorang pria.
Sayangnya, pasangan kekasih ini ditangkap oleh pihak berwenang saat melakukan pemeriksaan di Bandara Jeddah. Sang putri pun langsung dikembalikan kepada keluarga kerajaan.
Kakek Misha’al yang merasa malu kemudian menginstruksikan pihak berwenang untuk menghukum keduanya dengan hukuman mati.
Melansir berbagai sumber, proses eksekusi ini dijalankan di Taman Gantung Raja Arab Saudi, Jeddah. Dengan posisi berlutut dan mata tertutup, sang putri menjalani hukuman mati dengan menerima beberapa tembakan di kepala.
Kekasihnya turut melihat proses eksekusi tersebut sebelum menjalani poses eksekusi dengan cara dipenggal lehernya dengan pedang.
Peristiwa ini kemudian diangkat menjadi drama dokumenter berjudul Death of A Princess pada 1980, yang membuat kasus tersebut jadi kecaman di berbagai belahan dunia.
Merespons tayangnya drama dokumentasi ini, pihak berwenang Arab Saudi mencoba menekan penyebaran film tersebut. Namun, usaha tersebut gagal.
Dikutip dari independent.co.uk, pihak berwenang Arab Saudi kemudian mengusir duta besar Inggris untuk Arab Saudi, menarik 400 anggota keluarga kerajaan mereka dari Inggris, serta membatalkan ekspor senilai jutaan poundsterling.
Insiden ini berawal dari kepergian sang putri ke Lebanon guna menuntut ilmu. Di sana ia bertemu dan menjalin kasih dengan Khaled, padahal ia telah bertunangan dengan pria pilihan keluarganya.
Karena tidak mendapat restu, mereka berencana kawin lari. Bahkan, Misha’al sampai bertindak untuk memalsukan kematiannya dan menyamar jadi seorang pria.
Sayangnya, pasangan kekasih ini ditangkap oleh pihak berwenang saat melakukan pemeriksaan di Bandara Jeddah. Sang putri pun langsung dikembalikan kepada keluarga kerajaan.
Kakek Misha’al yang merasa malu kemudian menginstruksikan pihak berwenang untuk menghukum keduanya dengan hukuman mati.
Melansir berbagai sumber, proses eksekusi ini dijalankan di Taman Gantung Raja Arab Saudi, Jeddah. Dengan posisi berlutut dan mata tertutup, sang putri menjalani hukuman mati dengan menerima beberapa tembakan di kepala.
Kekasihnya turut melihat proses eksekusi tersebut sebelum menjalani poses eksekusi dengan cara dipenggal lehernya dengan pedang.
Peristiwa ini kemudian diangkat menjadi drama dokumenter berjudul Death of A Princess pada 1980, yang membuat kasus tersebut jadi kecaman di berbagai belahan dunia.
Merespons tayangnya drama dokumentasi ini, pihak berwenang Arab Saudi mencoba menekan penyebaran film tersebut. Namun, usaha tersebut gagal.
Dikutip dari independent.co.uk, pihak berwenang Arab Saudi kemudian mengusir duta besar Inggris untuk Arab Saudi, menarik 400 anggota keluarga kerajaan mereka dari Inggris, serta membatalkan ekspor senilai jutaan poundsterling.
Lihat Juga :
tulis komentar anda