NATO Ingin Kerahkan Bom Nuklir AS ke Eropa Timur, Rusia Terkejut
Sabtu, 20 November 2021 - 01:58 WIB
MOSKOW - NATO berencana mengerahkan sejumlah senjata atau bom nukilir Amerika Serikat (AS) ke negara-negara Eropa timur. Rusia terkejut dan mengecam rencana aliansi militer pimpinan Amerika.
Bom-bom nuklir yang hendak disebar di negara-negara Eropa timur adalah senjata Amerika yang saat ini ditempatkan di Jerman.
Pada hari Jumat (19/11/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membuat pidato di Asosiasi Atlantik Jerman, di mana dia mengatakan memindahkan persenjataan atom di sekitar Jermann diperlukan karena ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow.
“Rusia melakukan tindakan agresif, itu mencampuri urusan negara lain,” kata Stoltenberg.
Kepala blok militer itu juga mengeklaim bahwa Moskow telah berinvestasi secara signifikan dalam kemampuan militer, termasuk senjata nuklir baru yang canggih.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko terkejut dengan pernyataan tersebut. Dia mengatakan kepada RIA Novosti, beberapa jam kemudian, bahwa komentar itu merupakan ancaman bagi perjanjian perdamaian yang ada.
“Jika dia benar-benar mengatakan itu, itu berarti bagi NATO, suara kolektif yang dibicarakan oleh sekretaris jenderal, Undang-Undang Pendiri Hubungan Rusia-NATO tidak ada lagi," ujarnya, yang dilansir Sabtu (20/11/2021).
Undang-udang yang bernama resmi "The Founding Act on Mutual Relations, Cooperation and Security" itu ditandatangani pada Mei 1997 oleh Rusia dan blok militer yang dipimpin AS.
Bom-bom nuklir yang hendak disebar di negara-negara Eropa timur adalah senjata Amerika yang saat ini ditempatkan di Jerman.
Pada hari Jumat (19/11/2021), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg membuat pidato di Asosiasi Atlantik Jerman, di mana dia mengatakan memindahkan persenjataan atom di sekitar Jermann diperlukan karena ancaman yang ditimbulkan oleh Moskow.
“Rusia melakukan tindakan agresif, itu mencampuri urusan negara lain,” kata Stoltenberg.
Kepala blok militer itu juga mengeklaim bahwa Moskow telah berinvestasi secara signifikan dalam kemampuan militer, termasuk senjata nuklir baru yang canggih.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Grushko terkejut dengan pernyataan tersebut. Dia mengatakan kepada RIA Novosti, beberapa jam kemudian, bahwa komentar itu merupakan ancaman bagi perjanjian perdamaian yang ada.
“Jika dia benar-benar mengatakan itu, itu berarti bagi NATO, suara kolektif yang dibicarakan oleh sekretaris jenderal, Undang-Undang Pendiri Hubungan Rusia-NATO tidak ada lagi," ujarnya, yang dilansir Sabtu (20/11/2021).
Undang-udang yang bernama resmi "The Founding Act on Mutual Relations, Cooperation and Security" itu ditandatangani pada Mei 1997 oleh Rusia dan blok militer yang dipimpin AS.
Lihat Juga :
tulis komentar anda