Bintang Tenis Peng Shuai Dilecehkan Petinggi China, Muncul Email Meragukan
Kamis, 18 November 2021 - 07:36 WIB
BEIJING - Ketua Asosiasi Tenis Wanita (WTA) Steve Simon meragukan email yang dirilis media pemerintah China yang dikaitkan dengan pemain tenis ternama Peng Shuai.
Ketua WTA Steve Simon mengatakan dia "sulit mempercayai" email itu ditulis Peng atau atas namanya.
Salah satu bintang olahraga terbesar China, dia belum pernah terdengar kabarnya sejak dia membuat tuduhan penyerangan seksual oleh seorang pejabat tinggi China terhadapnya.
Email itu dibagikan pada Rabu (17/11/2021). Lembaga penyiaran CGTN menerbitkan korespondensi yang diduga ditulis Peng secara online.
Ditulis dalam suaranya, pernyataan itu mengklaim dia tidak hilang atau tidak aman. Dia menambahkan, "Saya baru saja beristirahat di rumah dan semuanya baik-baik saja."
Email itu juga mengatakan tuduhan penyerangan seksual yang dikaitkan dengannya adalah palsu.
Banyak tanggapan di media sosial meragukan keaslian email tersebut, termasuk menunjukkan kursor pengetikan tampaknya terlihat di tangkapan layar email yang diterbitkan CGTN.
Peng adalah mantan pemain ganda tenis peringkat satu. Dia tidak pernah terdengar kabarnya sejak memposting tuduhan tentang mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli di situs media sosial China Weibo pada awal November.
Dia mengaku "dipaksa" melakukan hubungan seksual dengan Zhang yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri China antara 2013 dan 2018 dan merupakan sekutu dekat Presiden Xi Jinping.
Pengakuan itu diunggap dalam posting yang kemudian dihapus. Dia belum terlihat atau terdengar dari publik sejak itu.
WTA dan suara-suara terkemuka dari dunia tenis semakin banyak berbicara tentang Peng sejak itu.
Menanggapi email yang diterbitkan Rabu (17/11/2021), Ketua WTA Steve Simon mengatakan, “Email yang saya terima hanya menimbulkan kekhawatiran saya tentang keselamatan dan keberadaannya."
"Saya sulit percaya Peng Shuai benar-benar menulis email yang kami terima atau percaya apa yang dikaitkan dengannya," ujar dia.
Dia menambahkan, "WTA dan seluruh dunia membutuhkan bukti independen dan dapat diverifikasi bahwa dia aman."
Simon juga menegaskan, “Tuduhan penyerangan seksualnya harus diselidiki dengan transparansi penuh dan tanpa sensor."
"Suara-suara perempuan perlu didengar dan dihormati, tidak disensor atau didikte," tegas dia.
Peng (35) adalah tokoh terkemuka dalam tenis China. Dia telah memenangkan dua Grand Slam di Wimbledon pada 2013 dan Prancis Terbuka 2014, keduanya bersama atlet Taiwan Hsieh Su-wei.
Ketua WTA Steve Simon mengatakan dia "sulit mempercayai" email itu ditulis Peng atau atas namanya.
Salah satu bintang olahraga terbesar China, dia belum pernah terdengar kabarnya sejak dia membuat tuduhan penyerangan seksual oleh seorang pejabat tinggi China terhadapnya.
Baca Juga
Email itu dibagikan pada Rabu (17/11/2021). Lembaga penyiaran CGTN menerbitkan korespondensi yang diduga ditulis Peng secara online.
Ditulis dalam suaranya, pernyataan itu mengklaim dia tidak hilang atau tidak aman. Dia menambahkan, "Saya baru saja beristirahat di rumah dan semuanya baik-baik saja."
Email itu juga mengatakan tuduhan penyerangan seksual yang dikaitkan dengannya adalah palsu.
Banyak tanggapan di media sosial meragukan keaslian email tersebut, termasuk menunjukkan kursor pengetikan tampaknya terlihat di tangkapan layar email yang diterbitkan CGTN.
Peng adalah mantan pemain ganda tenis peringkat satu. Dia tidak pernah terdengar kabarnya sejak memposting tuduhan tentang mantan Wakil Perdana Menteri China Zhang Gaoli di situs media sosial China Weibo pada awal November.
Dia mengaku "dipaksa" melakukan hubungan seksual dengan Zhang yang menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri China antara 2013 dan 2018 dan merupakan sekutu dekat Presiden Xi Jinping.
Pengakuan itu diunggap dalam posting yang kemudian dihapus. Dia belum terlihat atau terdengar dari publik sejak itu.
WTA dan suara-suara terkemuka dari dunia tenis semakin banyak berbicara tentang Peng sejak itu.
Menanggapi email yang diterbitkan Rabu (17/11/2021), Ketua WTA Steve Simon mengatakan, “Email yang saya terima hanya menimbulkan kekhawatiran saya tentang keselamatan dan keberadaannya."
"Saya sulit percaya Peng Shuai benar-benar menulis email yang kami terima atau percaya apa yang dikaitkan dengannya," ujar dia.
Dia menambahkan, "WTA dan seluruh dunia membutuhkan bukti independen dan dapat diverifikasi bahwa dia aman."
Simon juga menegaskan, “Tuduhan penyerangan seksualnya harus diselidiki dengan transparansi penuh dan tanpa sensor."
"Suara-suara perempuan perlu didengar dan dihormati, tidak disensor atau didikte," tegas dia.
Peng (35) adalah tokoh terkemuka dalam tenis China. Dia telah memenangkan dua Grand Slam di Wimbledon pada 2013 dan Prancis Terbuka 2014, keduanya bersama atlet Taiwan Hsieh Su-wei.
(sya)
tulis komentar anda