Hari Paling Mematikan di Sudan, 15 Demonstran Ditembak Mati
Kamis, 18 November 2021 - 05:33 WIB
"Hal yang sama disaksikan di rumah sakit di Bahri," kata seorang demonstran.
Korban tewas pada hari Rabu membuat jumlah korban tewas sejak kudeta menjadi 39 orang.
"Komandan militer akan dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran ini," kata pelapor khusus PBB untuk Kebebasan Berserikat dan Damai, Majelis Clement Voule, dalam sebuah tweet.
Lihatjuga: Kudeta Militer Tangkap PM Hamdok dan 4 Menteri
Tidak ada pernyataan dari pasukan keamanan Sudan dan seorang perwakilan polisi tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan protes damai diperbolehkan dan militer tidak membunuh pengunjuk rasa.
Kudeta itu mengakhiri kemitraan transisi antara militer dan koalisi sipil yang membantu menggulingkan otokrat Omar al-Bashir pada 2019.
Meskipun ada tekanan dari negara-negara Barat, yang telah menangguhkan bantuan ekonomi, upaya mediasi terhenti, dengan Burhan mempererat kontrol dengan bantuan dari veteran era Bashir.
"Kami mendukung seruan (rakyat Sudan) untuk memulihkan transisi demokrasi Sudan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kenya, dengan mengatakan bahwa negara itu berada di jalur menuju stabilitas dan bahwa dia "sangat terlibat" dalam masalah tersebut.
Korban tewas pada hari Rabu membuat jumlah korban tewas sejak kudeta menjadi 39 orang.
"Komandan militer akan dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran ini," kata pelapor khusus PBB untuk Kebebasan Berserikat dan Damai, Majelis Clement Voule, dalam sebuah tweet.
Lihatjuga: Kudeta Militer Tangkap PM Hamdok dan 4 Menteri
Tidak ada pernyataan dari pasukan keamanan Sudan dan seorang perwakilan polisi tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.
Pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan mengatakan protes damai diperbolehkan dan militer tidak membunuh pengunjuk rasa.
Kudeta itu mengakhiri kemitraan transisi antara militer dan koalisi sipil yang membantu menggulingkan otokrat Omar al-Bashir pada 2019.
Meskipun ada tekanan dari negara-negara Barat, yang telah menangguhkan bantuan ekonomi, upaya mediasi terhenti, dengan Burhan mempererat kontrol dengan bantuan dari veteran era Bashir.
"Kami mendukung seruan (rakyat Sudan) untuk memulihkan transisi demokrasi Sudan," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Kenya, dengan mengatakan bahwa negara itu berada di jalur menuju stabilitas dan bahwa dia "sangat terlibat" dalam masalah tersebut.
(ian)
tulis komentar anda