Hari Paling Mematikan di Sudan, 15 Demonstran Ditembak Mati
Kamis, 18 November 2021 - 05:33 WIB
KHARTOUM - Petugas medis mengatakan pasukan keamanan Sudan menembak mati sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lainnya ketika ribuan orang turun ke jalan pada Rabu (17/11/2021). Ini adalah hari paling mematikan dalam sebulan aksi demonstrasi menentang kekuasaan militer.
Para pengunjuk rasa, berbaris menentang kudeta 25 Oktober di Ibu Kota Khartoum dan di kota Bahri serta Omdurman. Para demonstran menuntut penyerahan penuh kepada otoritas sipil dan agar para pemimpin kudeta 25 Oktober diadili.
Namun aksi demonstrasi itu harus berhadapan dengan peluru tajam dan gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan di ketiga kota dan komunikasi telepon seluler juga terputus. Televisi pemerintah mengatakan ada korban luka di antara pengunjuk rasa dan polisi.
"Pasukan kudeta menggunakan peluru tajam di berbagai daerah di ibu kota dan ada puluhan luka tembak, beberapa di antaranya dalam kondisi serius," kata Komite Pusat Dokter Sudan, sebuah kelompok yang bersekutu dengan gerakan protes.
"Kematian terkonsentrasi di Bahri," kata mereka seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/11/2021).
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters, sebagai tanggapan, pengunjuk rasa membangun barikade yang luas, mengosongkan jalan-jalan lalu lintas.
"Orang-orang hanya ketakutan sekarang," kata seorang pengunjuk rasa Omdurman.
Sebelumnya, di jalan utama di Khartoum, pengunjuk rasa membakar ban dan meneriakkan: "Rakyat lebih kuat, dan mundur tidak mungkin."
Para pengunjuk rasa, berbaris menentang kudeta 25 Oktober di Ibu Kota Khartoum dan di kota Bahri serta Omdurman. Para demonstran menuntut penyerahan penuh kepada otoritas sipil dan agar para pemimpin kudeta 25 Oktober diadili.
Namun aksi demonstrasi itu harus berhadapan dengan peluru tajam dan gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan di ketiga kota dan komunikasi telepon seluler juga terputus. Televisi pemerintah mengatakan ada korban luka di antara pengunjuk rasa dan polisi.
"Pasukan kudeta menggunakan peluru tajam di berbagai daerah di ibu kota dan ada puluhan luka tembak, beberapa di antaranya dalam kondisi serius," kata Komite Pusat Dokter Sudan, sebuah kelompok yang bersekutu dengan gerakan protes.
"Kematian terkonsentrasi di Bahri," kata mereka seperti dikutip dari Reuters, Kamis (18/11/2021).
Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters, sebagai tanggapan, pengunjuk rasa membangun barikade yang luas, mengosongkan jalan-jalan lalu lintas.
"Orang-orang hanya ketakutan sekarang," kata seorang pengunjuk rasa Omdurman.
Sebelumnya, di jalan utama di Khartoum, pengunjuk rasa membakar ban dan meneriakkan: "Rakyat lebih kuat, dan mundur tidak mungkin."
tulis komentar anda