Xi Jinping Perkuat Status dengan Resolusi Bersejarah, Sejajar Mao Zedong
Sabtu, 13 November 2021 - 01:33 WIB
Partai tersebut sebelumnya telah menetapkan dua tujuan seratus tahun bahwa China akan menjadi masyarakat yang "cukup makmur" pada 2021, dan yang kedua, bahwa China akan menjadi negara yang "berkembang penuh, kaya, dan kuat" pada 2049.
Beberapa pengamat melihat resolusi tersebut sebagai upaya terbaru Xi membalikkan dekade desentralisasi oleh para pemimpin China yang dimulai di era Deng dan berlanjut melalui para pemimpin lain seperti Jiang Zemin. Ini menjadi tanda bahwa China mungkin akan kembali ke apa yang disebut kultus kepribadian.
Sesi sidang tertutup selama empat hari itu mengumpulkan lebih dari 370 anggota penuh dan pengganti dari Komite Sentral ke-19 Partai Komunis China, pemimpin tertinggi negara itu.
Itu adalah pertemuan besar terakhir para pemimpin partai menjelang kongres nasional tahun depan, di mana Xi diperkirakan mencari masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai presiden.
Pada 2018, China membatalkan batas dua masa jabatan kepresidenan, yang secara efektif memungkinkan dia dapat berkuasa seumur hidup.
Mengapa resolusi itu penting? “Pada dasarnya, ini memperkuat kekuasaan Xi,” ungkap para ahli kepada BBC.
"Dia mencoba menampilkan dirinya sebagai pahlawan dalam epik perjalanan nasional China," papar Adam Ni, editor China Neican, buletin tentang urusan China saat ini.
"Dengan mendorong melalui resolusi sejarah yang menempatkan dirinya di pusat narasi besar Partai dan China modern, Xi menunjukkan kekuatannya. Tetapi dokumen itu juga merupakan alat untuk membantunya mempertahankan kekuatan ini," papar para pakar.
Dr Chong Ja Ian dari Universitas Nasional Singapura mengatakan langkah terbaru itu membuat Xi berbeda dari para pemimpin China sebelumnya.
"(Mantan pemimpin) Hu Jintao dan Jiang Zemin tidak pernah memiliki otoritas terkonsolidasi sebanyak Xi. Namun, tidak jelas apakah mereka memiliki kecenderungan untuk melakukannya bahkan jika dihadapkan dengan peluang serupa," ujar Dr Chong.
Beberapa pengamat melihat resolusi tersebut sebagai upaya terbaru Xi membalikkan dekade desentralisasi oleh para pemimpin China yang dimulai di era Deng dan berlanjut melalui para pemimpin lain seperti Jiang Zemin. Ini menjadi tanda bahwa China mungkin akan kembali ke apa yang disebut kultus kepribadian.
Sesi sidang tertutup selama empat hari itu mengumpulkan lebih dari 370 anggota penuh dan pengganti dari Komite Sentral ke-19 Partai Komunis China, pemimpin tertinggi negara itu.
Itu adalah pertemuan besar terakhir para pemimpin partai menjelang kongres nasional tahun depan, di mana Xi diperkirakan mencari masa jabatan ketiga yang bersejarah sebagai presiden.
Pada 2018, China membatalkan batas dua masa jabatan kepresidenan, yang secara efektif memungkinkan dia dapat berkuasa seumur hidup.
Mengapa resolusi itu penting? “Pada dasarnya, ini memperkuat kekuasaan Xi,” ungkap para ahli kepada BBC.
"Dia mencoba menampilkan dirinya sebagai pahlawan dalam epik perjalanan nasional China," papar Adam Ni, editor China Neican, buletin tentang urusan China saat ini.
"Dengan mendorong melalui resolusi sejarah yang menempatkan dirinya di pusat narasi besar Partai dan China modern, Xi menunjukkan kekuatannya. Tetapi dokumen itu juga merupakan alat untuk membantunya mempertahankan kekuatan ini," papar para pakar.
Dr Chong Ja Ian dari Universitas Nasional Singapura mengatakan langkah terbaru itu membuat Xi berbeda dari para pemimpin China sebelumnya.
"(Mantan pemimpin) Hu Jintao dan Jiang Zemin tidak pernah memiliki otoritas terkonsolidasi sebanyak Xi. Namun, tidak jelas apakah mereka memiliki kecenderungan untuk melakukannya bahkan jika dihadapkan dengan peluang serupa," ujar Dr Chong.
tulis komentar anda