Sejarah Kelam, Raja Philip III dari Spanyol Usir 300.000 Muslim Andalusia
Sabtu, 13 November 2021 - 05:01 WIB
Semua peristiwa yang dialami kaum Muslimin sejak Perang Salib hingga Reconquista merupakan bagian dari Islamofobia yang terus berevolusi di tengah-tengah masyarakat Barat.
Perang salib merupakan serangkaian pertempuran antara kekuatan Eropa melawan kekuatan Islam pada abad pertengahan.
Pada masa-masa itu, Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma menggunakan propaganda sentimen anti-Islam untuk merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin.
Dalam artikel "History of Islamophobia and Anti-Islamism" yang dimuat The Pen Magazine (2011) dituliskan jumlah orang Islam dan Yahudi yang terbunuh di Yerusalem selama Perang Salib tidak kurang dari 70 ribu jiwa.
Beberapa jenis pertikaian yang terjadi antara penduduk Kristen dan Muslim juga didasari oleh fobia terhadap Islam.
Puncak dari konflik itu adalah Reconquista. Reconquista dikenal sebagai upaya penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa.
Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang. Awal peristiwa Reconquista ditandai dengan pertempuran Covadonga sekitar tahun 720 Masehi hingga jatuhnya Emirat Islam Granada pada 1492 Masehi. Emirat Granada merupakan negara muslim terakhir di Iberia selama lebih 200 tahun setelah Perang Granada diumumkan.
Setelah runtuhnya Emirat Granada, penindasan yang dilakukan rezim Kristen terhadap penduduk Muslim kian meningkat di Eropa. Umat Islam yang tersisa di Andalusia diusir ke Afrika Utara atau dipaksa memeluk agama Kristen. Kebebasan mereka sebagai warga negara benar-benar dibatasi.
Terkait dekrit yang dikeluarkan Raja Philip 3 pada tahun 1609, memicu pemberontakan Morisco (1568-1571) oleh orang-orang Morisco Granada wilayah Pegunungan Alpujarras.
Dekrit tersebut melarang orang Eropa khususnya Spanyol untuk tidak melakukan sesuatu berbau Islam, pelarangan bersuci, dan mengharuskan orang-orang Morisco menyerahkan anaknya untuk dididik oleh para birawan katholik.
Perang salib merupakan serangkaian pertempuran antara kekuatan Eropa melawan kekuatan Islam pada abad pertengahan.
Pada masa-masa itu, Kekaisaran Bizantium dan Gereja Roma menggunakan propaganda sentimen anti-Islam untuk merebut Yerusalem dari tangan kaum Muslimin.
Dalam artikel "History of Islamophobia and Anti-Islamism" yang dimuat The Pen Magazine (2011) dituliskan jumlah orang Islam dan Yahudi yang terbunuh di Yerusalem selama Perang Salib tidak kurang dari 70 ribu jiwa.
Beberapa jenis pertikaian yang terjadi antara penduduk Kristen dan Muslim juga didasari oleh fobia terhadap Islam.
Puncak dari konflik itu adalah Reconquista. Reconquista dikenal sebagai upaya penaklukan kembali Andalusia (Spanyol) oleh kaum Kristen Eropa.
Peristiwa Reconquista terjadi dalam rentang waktu yang sangat panjang. Awal peristiwa Reconquista ditandai dengan pertempuran Covadonga sekitar tahun 720 Masehi hingga jatuhnya Emirat Islam Granada pada 1492 Masehi. Emirat Granada merupakan negara muslim terakhir di Iberia selama lebih 200 tahun setelah Perang Granada diumumkan.
Setelah runtuhnya Emirat Granada, penindasan yang dilakukan rezim Kristen terhadap penduduk Muslim kian meningkat di Eropa. Umat Islam yang tersisa di Andalusia diusir ke Afrika Utara atau dipaksa memeluk agama Kristen. Kebebasan mereka sebagai warga negara benar-benar dibatasi.
Terkait dekrit yang dikeluarkan Raja Philip 3 pada tahun 1609, memicu pemberontakan Morisco (1568-1571) oleh orang-orang Morisco Granada wilayah Pegunungan Alpujarras.
Dekrit tersebut melarang orang Eropa khususnya Spanyol untuk tidak melakukan sesuatu berbau Islam, pelarangan bersuci, dan mengharuskan orang-orang Morisco menyerahkan anaknya untuk dididik oleh para birawan katholik.
tulis komentar anda