Masalah dengan Korsel Teratasi, Indonesia Tetap Bikin 48 Jet Tempur KF-21/IF-21
Jum'at, 12 November 2021 - 08:59 WIB
Proyek tersebut, yang pertama kali disusun pada tahun 2001, memperoleh daya tarik pada tahun 2010 ketika Indonesia setuju untuk menanggung biaya dengan imbalan transfer teknologi.
Tetapi Korea Selatan sejak itu menghadapi kesulitan dalam mengamankan perangkat lunak utama dari AS untuk pesawat tempur generasi 4,5-nya itu, dan juga pembayaran dari Indonesia.
Seoul telah berulang kali mengecilkan desas-desus bahwa Jakarta bisa hengkang dari proyek jet tempur itu, dengan mengatakan penarikan diri Indonesia tidak akan memengaruhi program tersebut.
Korea Selatan mengharapkan untuk memproduksi 120 unit jet tempur, sementara Indonesia bertanggung jawab untuk memproduksi 48 unit dan diberikan satu prototipe bersama dengan pengetahuan teknologi.
“Kami memiliki rutinitas terpisah, jadi apa yang kami buat di sini masuk ke gudang kami dan apa yang dibangun oleh orang Indonesia di sana masuk ke milik mereka,” kata seorang pejabat DAPA, meskipun dia menolak untuk mengonfirmasi jumlah pasti jet yang dijadwalkan untuk produksi karena alasan keamanan.
DAPA mengatakan 32 insinyur Indonesia saat ini bekerja di Korea Selatan bersama insinyur lokal, dan jumlahnya akan mencapai 100 orang pada Desember 2021 nanti.
Tetapi Korea Selatan sejak itu menghadapi kesulitan dalam mengamankan perangkat lunak utama dari AS untuk pesawat tempur generasi 4,5-nya itu, dan juga pembayaran dari Indonesia.
Seoul telah berulang kali mengecilkan desas-desus bahwa Jakarta bisa hengkang dari proyek jet tempur itu, dengan mengatakan penarikan diri Indonesia tidak akan memengaruhi program tersebut.
Korea Selatan mengharapkan untuk memproduksi 120 unit jet tempur, sementara Indonesia bertanggung jawab untuk memproduksi 48 unit dan diberikan satu prototipe bersama dengan pengetahuan teknologi.
“Kami memiliki rutinitas terpisah, jadi apa yang kami buat di sini masuk ke gudang kami dan apa yang dibangun oleh orang Indonesia di sana masuk ke milik mereka,” kata seorang pejabat DAPA, meskipun dia menolak untuk mengonfirmasi jumlah pasti jet yang dijadwalkan untuk produksi karena alasan keamanan.
DAPA mengatakan 32 insinyur Indonesia saat ini bekerja di Korea Selatan bersama insinyur lokal, dan jumlahnya akan mencapai 100 orang pada Desember 2021 nanti.
(min)
tulis komentar anda