Para Miliarder Beramai-ramai Borong Superyacht saat Pandemi, Bikin Iri Kaum Miskin
Selasa, 09 November 2021 - 11:29 WIB
Broker Fraser Yachts mengatakan kepada Reuters bahwa, "2021 secara signifikan mengungguli salah satu dari 12 tahun terakhir."
Memiliki kapal seperti itu, yang dapat menelan biaya hingga USD500 juta, adalah tanda manusia terkaya di dunia.
Memiliki kapal itu menempatkan Anda di antara jajaran Jeff Bezos, Jack Ma, dan David Geffen.
David Geffen memicu kebencian kaum miskin dunia setelah mengumumkan pada awal pandemi bahwa ia "mengisolasi diri" di superyacht " Rising Sun" di Grenadines, kepulauan Karibia.
Transfer kekayaan yang sangat besar terjadi sejak Maret 2020, ketika penyebaran COVID-19 menjadi pandemi global.
Pandemi memicu penguncian sosial massal. Permintaan sejumlah barang baru meningkat, mulai dari elektronik untuk memfasilitasi kerja jarak jauh, pembelajaran dan sosialisasi, hingga layanan pengiriman seperti DoorDash, serta barang-barang keselamatan medis seperti masker, swab, dan baju pelindung, dan proyek investasi paling terkenal, vaksin COVID-19.
Pada April 2021, miliarder dunia secara kolektif telah meningkatkan kekayaan mereka sebesar USD5 triliun, dengan 493 miliarder baru masuk dalam daftar tahunan Forbes.
Menurut Oxfam, sembilan di antaranya hanya berasal dari keuntungan riset vaksin COVID-19.
Namun, pembuat kapal pesiar Italia Azimut Benetti mengatakan kepada Reuters bahwa klien asal Amerika Serikat (AS) yang mendorong permintaan, yang telah melonjak melewati 1,2 miliar euro.
Wall Street menciptakan 56 miliarder Amerika baru dalam sembilan bulan pertama pandemi, dan pada Agustus 2021, lembaga think tank Institute for Policy Studies melaporkan miliarder AS telah melihat kekayaan mereka meningkat secara kolektif sebesar 62% sejak awal pandemi, meningkat sebesar USD1,8 triliun.
Memiliki kapal seperti itu, yang dapat menelan biaya hingga USD500 juta, adalah tanda manusia terkaya di dunia.
Memiliki kapal itu menempatkan Anda di antara jajaran Jeff Bezos, Jack Ma, dan David Geffen.
David Geffen memicu kebencian kaum miskin dunia setelah mengumumkan pada awal pandemi bahwa ia "mengisolasi diri" di superyacht " Rising Sun" di Grenadines, kepulauan Karibia.
Transfer kekayaan yang sangat besar terjadi sejak Maret 2020, ketika penyebaran COVID-19 menjadi pandemi global.
Pandemi memicu penguncian sosial massal. Permintaan sejumlah barang baru meningkat, mulai dari elektronik untuk memfasilitasi kerja jarak jauh, pembelajaran dan sosialisasi, hingga layanan pengiriman seperti DoorDash, serta barang-barang keselamatan medis seperti masker, swab, dan baju pelindung, dan proyek investasi paling terkenal, vaksin COVID-19.
Pada April 2021, miliarder dunia secara kolektif telah meningkatkan kekayaan mereka sebesar USD5 triliun, dengan 493 miliarder baru masuk dalam daftar tahunan Forbes.
Menurut Oxfam, sembilan di antaranya hanya berasal dari keuntungan riset vaksin COVID-19.
Namun, pembuat kapal pesiar Italia Azimut Benetti mengatakan kepada Reuters bahwa klien asal Amerika Serikat (AS) yang mendorong permintaan, yang telah melonjak melewati 1,2 miliar euro.
Wall Street menciptakan 56 miliarder Amerika baru dalam sembilan bulan pertama pandemi, dan pada Agustus 2021, lembaga think tank Institute for Policy Studies melaporkan miliarder AS telah melihat kekayaan mereka meningkat secara kolektif sebesar 62% sejak awal pandemi, meningkat sebesar USD1,8 triliun.
tulis komentar anda