Militer Myanmar Dituduh Gunakan Tahanan sebagai Perisai Hidup dalam Pertempuran
Jum'at, 05 November 2021 - 12:50 WIB
“Dia berusia lebih dari 90 tahun dan tidak bisa pergi kemana-mana. Kami tahu dia dibawa pergi hanya setelah kami melihat fotonya,” lanjut wanita tersebut.
Seorang anggota milisi Angkatan Pertahanan Nasional Karenni mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pasukan junta dari divisi militer ke-66, ke-77, dan ke-88 sedang melakukan operasi terhadap kelompok-kelompok bersenjata Karenni, termasuk Tentara Karenni dan cabang Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) cabang setempat. Unit yang menculik penduduk desa diduga berasal dari Brigade ke-88.
Seorang pejuang PDF yang menolak disebutkan namanya mengatakan, anggota kelompoknya berusaha untuk mencegat konvoi yang mencakup 19 tahanan pada 28 Oktober, tetapi terpaksa meninggalkan operasi ketika mereka melihat bahwa orang-orang itu telah ditempatkan di depan untuk bertindak sebagai perisai manusia.
“Mereka (militer Myanmar) memaksa para pria untuk memimpin, sehingga jika kami menyerang, mereka akan terkena tembakan,” kata pejuang itu. “Kelompok etnis bersenjata kami ada di daerah itu, tetapi kami tidak dapat menyerang mereka, sehingga penduduk desa masih ditahan,” lanjutnya.
Seorang anggota milisi Angkatan Pertahanan Nasional Karenni mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pasukan junta dari divisi militer ke-66, ke-77, dan ke-88 sedang melakukan operasi terhadap kelompok-kelompok bersenjata Karenni, termasuk Tentara Karenni dan cabang Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) cabang setempat. Unit yang menculik penduduk desa diduga berasal dari Brigade ke-88.
Seorang pejuang PDF yang menolak disebutkan namanya mengatakan, anggota kelompoknya berusaha untuk mencegat konvoi yang mencakup 19 tahanan pada 28 Oktober, tetapi terpaksa meninggalkan operasi ketika mereka melihat bahwa orang-orang itu telah ditempatkan di depan untuk bertindak sebagai perisai manusia.
“Mereka (militer Myanmar) memaksa para pria untuk memimpin, sehingga jika kami menyerang, mereka akan terkena tembakan,” kata pejuang itu. “Kelompok etnis bersenjata kami ada di daerah itu, tetapi kami tidak dapat menyerang mereka, sehingga penduduk desa masih ditahan,” lanjutnya.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda