Kebekuan Mulai Mencair, Presiden Prancis Berbicara via Telepon dengan PM Australia

Jum'at, 29 Oktober 2021 - 04:30 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan PM Australia Scott Morrison. FOTO/Reuters
PARIS - Presiden Prancis , Emmanuel Macron melakukan percakapan telepon pertama dengan Perdana Menteri Australia , Scott Morrison, pasca memburuknya hubungan kedua negara imbas pembatalan kontrak kapal selam nuklir senilai USD90 miliar oleh Australia. Dalam percakapan telepon yang terjadi pada Kamis (28/10/2021) itu, Macron mengatakan kepada Morrison, bahwa dia melanggar kepercayaan antara kedua negara dan terserah Canberra untuk memperbaiki hubungan.

Seperti dikutip dari abc.net.au, Macron mengatakan kepada Morrison bahwa keputusan Australia untuk menghentikan proyek kapal selam menciptakan ketidakpastian bagi bisnis Prancis dan Australia.





"Presiden Macron mengingatkan bahwa keputusan sepihak Australia untuk mengurangi kemitraan strategis Prancis-Australia dengan mengakhiri program kapal selam kelas laut demi proyek lain yang belum ditentukan, memutuskan hubungan kepercayaan antara kedua negara kita," sebut pernyataan kantor Macron, Istana kepresidenan Elysee.

"Situasi bisnis Prancis dan subkontraktornya, termasuk perusahaan Australia, yang terpengaruh oleh keputusan ini akan menjadi perhatian penuh kami. Sekarang terserah Pemerintah Australia untuk mengusulkan tindakan nyata yang mewujudkan kemauan politik otoritas tertinggi Australia untuk mendefinisikan kembali dasar hubungan bilateral kita dan melanjutkan aksi bersama di Indo-Pasifik,” lanjut pernyataan tersebut.

Sementara Kantor Perdana Menteri Australia menyatakan, Morrison senang dapat berbicara dengan Presiden Prancis, setelah menulis surat kepadanya awal bulan ini. "Mereka melakukan diskusi terbuka tentang hubungan bilateral. Perdana Menteri menantikan kolaborasi masa depan untuk kepentingan bersama kita, khususnya di Indo-Pasifik," sebut pernyataan kantor Morrison.



Percakapan telepon ini memecahkan kebekuan yang berlangsung selama beberapa pekan usai Australia meneken pakta kerjasama pertahanan AUKUS dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Bulan lalu, Morrison mengatakan dia telah mencoba berbicara dengan Presiden Prancis, tetapi Macron tidak mau menerima teleponnya. Pasca krisis diplomatik ini, Prancis menarik duta besarnya dari Australia dan AS. Kedua duta besar kini telah kembali ke pos diplomatik mereka.

Sebelumnya, Duta Besar Prancis untuk Australia, Jean-Pierre Thebault sempar menyebut langkah Australia sebagai "tikaman dari belakang".

"Saya pikir ini adalah kesalahan besar, penanganan kemitraan yang sangat, sangat buruk - karena itu bukan kontrak, itu adalah kemitraan yang seharusnya didasarkan pada kepercayaan, saling pengertian, dan ketulusan," kata Thebault, sesaat sebelum meninggalkan Australia.
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More