Pentagon Bilang Semua Oke-oke Saja, Prajurit Bilang Tak Siap Bertempur Malam Ini
Rabu, 27 Oktober 2021 - 09:43 WIB
WASHINGTON - Hasil survei secara mengejutkan mengungkap tingkat kesiapan tempur para prajurit Amerika Serikat (AS). Hanya satu dari tujuh responden dalam survei Angkatan Darat AS baru-baru ini yang mengatakan mereka akan siap untuk segera dikerahkan dan bertempur.
Padahal para jenderal menyatakan jauh lebih yakin akan kesiapannya untuk bertempur dibandingkan para prajurit komando. Meski demikian, Angkatan Darat AS meremehkan angka-angka dalam survei itu.
Sekitar 5.400 tentara dan warga sipil ditanya apakah unit mereka siap dikerahkan, berperang, dan menang di mana pun di dunia.
“Hanya 14% yang menjawab ya, segera. 13% lainnya mengatakan mereka akan membutuhkan lebih banyak waktu, seperti sepekan (3%) atau sebulan (4%),” ungkap hasil survei yang dirilis Foreign Policy pada Selasa (26/10/2021).
Ada kesenjangan yang mencolok antara penilaian para jenderal, 40% di antaranya yakin akan pengerahan pasukan segera. Namun para prajurit hanya di bawah 20% yang menyatakan siap dikerahkan untuk bertempur.
Foreign Policy memperoleh hasil survei tersebut melalui permintaan Freedom of Information Act (FOIA).
Survei itu dilakukan pada Juli dan Agustus 2020, pada puncak pandemi virus corona, dan setahun sebelum AS keluar dari Afghanistan.
Dari mereka yang disurvei, 56% mengatakan pertanyaan penempatan tidak berlaku, kemungkinan karena mereka adalah pegawai sipil militer.
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Angkatan Darat AS Letnan Kolonel Terence Kelley menunjuk ke tanggal survei, dan mengatakan kepemimpinan senior percaya militer "siap untuk bertarung dan menang, baik hari ini dan musim panas lalu."
Kelley juga mengambil pendekatan berbeda terhadap hasil survei, dengan mengatakan pada saat survei itu diambil, “61 persen responden yang relevan mengatakan mereka siap untuk dikerahkan, bertarung, dan menang dalam waktu yang wajar, hari ini hingga satu bulan.”
Sejak itu, tambahnya, lebih dari 93% anggota dinas aktif telah divaksinasi terhadap Covid-19, dan pusat pelatihan tempur sekarang dalam kapasitas penuh.
Namun, menurut Heritage Foundation yang konservatif, sejak saat itu, segalanya semakin menurun.
Penilaian Heritage tentang kekuatan militer AS, yang dirilis pekan lalu, mengatakan hanya 58% dari tim tempur brigade Angkatan Darat berada pada tingkat kesiapan taktis tertinggi, 8% di bawah target, dan turun penuh 16% dari tahun 2020.
Cabang militer lainnya juga tidak jauh lebih baik. Laporan November 2020 oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) menemukan hanya tiga dari 46 jenis pesawat yang digunakan militer AS telah memenuhi "tingkat kemampuan misi" mereka untuk sebagian besar tahun fiskal selama dekade terakhir.
Sementara itu, penyelidikan Angkatan Laut atas kebakaran yang menghancurkan USS Bonhomme Richard tahun lalu menemukan tidak ada seorang pun di kapal yang tahu bagaimana menemukan atau menekan tombol kendali tembakan.
Parahnya, kapal induk serbu amfibi itu akhirnya harus dibuang begitu saja sebagai barang rongsokan.
Kembali pada Februari, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal James McConville mengatakan dia bersedia mengorbankan kesiapan tempur untuk mengalahkan pandemi.
Pentagon mengatakan awal bulan ini bahwa total 58 anggota militer AS telah meninggal karena Covid-19 sejak awal pandemi. Sebaliknya, 581 tentara bunuh diri pada tahun 2020 saja.
Padahal para jenderal menyatakan jauh lebih yakin akan kesiapannya untuk bertempur dibandingkan para prajurit komando. Meski demikian, Angkatan Darat AS meremehkan angka-angka dalam survei itu.
Sekitar 5.400 tentara dan warga sipil ditanya apakah unit mereka siap dikerahkan, berperang, dan menang di mana pun di dunia.
“Hanya 14% yang menjawab ya, segera. 13% lainnya mengatakan mereka akan membutuhkan lebih banyak waktu, seperti sepekan (3%) atau sebulan (4%),” ungkap hasil survei yang dirilis Foreign Policy pada Selasa (26/10/2021).
Baca Juga
Ada kesenjangan yang mencolok antara penilaian para jenderal, 40% di antaranya yakin akan pengerahan pasukan segera. Namun para prajurit hanya di bawah 20% yang menyatakan siap dikerahkan untuk bertempur.
Foreign Policy memperoleh hasil survei tersebut melalui permintaan Freedom of Information Act (FOIA).
Survei itu dilakukan pada Juli dan Agustus 2020, pada puncak pandemi virus corona, dan setahun sebelum AS keluar dari Afghanistan.
Dari mereka yang disurvei, 56% mengatakan pertanyaan penempatan tidak berlaku, kemungkinan karena mereka adalah pegawai sipil militer.
Menanggapi laporan tersebut, juru bicara Angkatan Darat AS Letnan Kolonel Terence Kelley menunjuk ke tanggal survei, dan mengatakan kepemimpinan senior percaya militer "siap untuk bertarung dan menang, baik hari ini dan musim panas lalu."
Kelley juga mengambil pendekatan berbeda terhadap hasil survei, dengan mengatakan pada saat survei itu diambil, “61 persen responden yang relevan mengatakan mereka siap untuk dikerahkan, bertarung, dan menang dalam waktu yang wajar, hari ini hingga satu bulan.”
Sejak itu, tambahnya, lebih dari 93% anggota dinas aktif telah divaksinasi terhadap Covid-19, dan pusat pelatihan tempur sekarang dalam kapasitas penuh.
Namun, menurut Heritage Foundation yang konservatif, sejak saat itu, segalanya semakin menurun.
Penilaian Heritage tentang kekuatan militer AS, yang dirilis pekan lalu, mengatakan hanya 58% dari tim tempur brigade Angkatan Darat berada pada tingkat kesiapan taktis tertinggi, 8% di bawah target, dan turun penuh 16% dari tahun 2020.
Cabang militer lainnya juga tidak jauh lebih baik. Laporan November 2020 oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) menemukan hanya tiga dari 46 jenis pesawat yang digunakan militer AS telah memenuhi "tingkat kemampuan misi" mereka untuk sebagian besar tahun fiskal selama dekade terakhir.
Sementara itu, penyelidikan Angkatan Laut atas kebakaran yang menghancurkan USS Bonhomme Richard tahun lalu menemukan tidak ada seorang pun di kapal yang tahu bagaimana menemukan atau menekan tombol kendali tembakan.
Parahnya, kapal induk serbu amfibi itu akhirnya harus dibuang begitu saja sebagai barang rongsokan.
Kembali pada Februari, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal James McConville mengatakan dia bersedia mengorbankan kesiapan tempur untuk mengalahkan pandemi.
Pentagon mengatakan awal bulan ini bahwa total 58 anggota militer AS telah meninggal karena Covid-19 sejak awal pandemi. Sebaliknya, 581 tentara bunuh diri pada tahun 2020 saja.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda