Mahasiswi Diperkosa dan Dibunuh Picu Kemarahan di Nigeria
Rabu, 03 Juni 2020 - 17:25 WIB
Pada hari Minggu, Pendeta Enoch Adeboye, kepala global RCCG, berkata: “Yang bisa saya lakukan saat ini adalah berdoa untuk keluarga Omozuwa dan melakukan segala yang mungkin bekerja dengan otoritas terkait untuk menyeret pelaku."
Para pekerja LSM sekarang terlibat dengan masyarakat untuk membantu menemukan para pelaku. Mereka percaya pelakunya beberapa orang.
Osai Ojigho, direktur Amnesty International di Nigeria, mengatakan insiden mengerikan itu beresonansi."Karena, bahkan di ruang-ruang di mana perempuan dan anak perempuan harus paling aman dari kekerasan berbasis gender, rumah, sekolah, dan sekarang tempat ibadah, sudah tiba di sana," katanya.
Menurutnya, pihak berwenang di Nigeria belum berbuat cukup untuk memerangi kekerasan seksual. "Metode yang telah digunakan negara selama bertahun-tahun, jelas tidak bergerak dengan intensitas yang diperlukan untuk mencegah pemerkosa dan pemerkosa potensial dan untuk melindungi perempuan serta anak perempuan," ujarnya.
Kekerasan seksual adalah endemik di negara terpadat di Afrika tersebut. Data tentang jumlah kasus yang dilaporkan sangat terbatas, tetapi survei nasional tentang kekerasan terhadap anak-anak di Nigeria, yang dilakukan pada tahun 2014, menemukan bahwa satu dari empat wanita telah mengalami kekerasan seksual di masa kanak-kanak, dengan sekitar 70 persen melaporkan lebih dari satu insiden. Hanya 5 persen yang mencari bantuan, dan hanya 3,5 persen yang menerima layanan.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Para pekerja LSM sekarang terlibat dengan masyarakat untuk membantu menemukan para pelaku. Mereka percaya pelakunya beberapa orang.
Osai Ojigho, direktur Amnesty International di Nigeria, mengatakan insiden mengerikan itu beresonansi."Karena, bahkan di ruang-ruang di mana perempuan dan anak perempuan harus paling aman dari kekerasan berbasis gender, rumah, sekolah, dan sekarang tempat ibadah, sudah tiba di sana," katanya.
Menurutnya, pihak berwenang di Nigeria belum berbuat cukup untuk memerangi kekerasan seksual. "Metode yang telah digunakan negara selama bertahun-tahun, jelas tidak bergerak dengan intensitas yang diperlukan untuk mencegah pemerkosa dan pemerkosa potensial dan untuk melindungi perempuan serta anak perempuan," ujarnya.
Kekerasan seksual adalah endemik di negara terpadat di Afrika tersebut. Data tentang jumlah kasus yang dilaporkan sangat terbatas, tetapi survei nasional tentang kekerasan terhadap anak-anak di Nigeria, yang dilakukan pada tahun 2014, menemukan bahwa satu dari empat wanita telah mengalami kekerasan seksual di masa kanak-kanak, dengan sekitar 70 persen melaporkan lebih dari satu insiden. Hanya 5 persen yang mencari bantuan, dan hanya 3,5 persen yang menerima layanan.
Lihat Juga: Duduk Perkara CIA, FBI, dan NYPD Digugat Rp1,5 Triliun atas Pembunuhan Aktivis Muslim Malcolm X
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda