Mahasiswi Diperkosa dan Dibunuh Picu Kemarahan di Nigeria

Rabu, 03 Juni 2020 - 17:25 WIB
Vera Uwaila Omozuwa, 22, mahasiswi Universitas Benin, Nigeria, yang diperkosa dan dibunuh di dalam gereja di kota Benin. Foto/Facebook/Fox News
BENIN - Seorang mahasiswi berusia 22 tahun diperkosa dan dibunuh secara brutal di kota Benin, Nigeria. Kasus ini memicu kemarahan publik setempat yang menuntut keadilan untuk korban.

Vera Uwaila Omozuwa, mahasiswi mikrobiologi Universitas Benin awalnya mencari ketenangan di Redeemed Christian Church of God (RCCG), sebuah gereja yang kosong di Kota tersebut sebagai tempat untuk belajar pada Rabu pagi pekan lalu. Pihak keluarga mengatakan korbankemungkinan diperkosa dan diserang beberapa jam setelah masuk ke tempat ibadah tersebut.

Pada malam harinya seorang penjaga keamanan gereja menemukan korban tidak sadarkan diri dalam genangan darah. Menurut keluarganya, korban dilarikan ke rumah sakit tetapi dinyatakan meninggal pada Sabtu sore.

Serangan terhadap korban di sebuah gereja telah mengejutkan banyak orang di Nigeria, sebuah negara yang dikenal sangat religius. (Baca: Gadis 3 dan 4 Tahun Diculik dan Diperkosa, Kini Harus Dioperasi Besar )

Polisi telah meluncurkan penyelidikan di tengah desakan via telepon dari kelompok-kelompok hak asasi manusia, tokoh masyarakat dan pejabat pemerintah yang menuntut penyelidikan menyeluruh.

Pada hari Senin, sekelompok demonstran berpakaian hitam, termasuk para mahasiswa dari Universitas Benin, mendatangi markas polisi di Kota Benin untuk menuntut keadilan bagi korban yang dikenal dengan nama panggilan Uwa.

Tanda pagar #JusticeforUwa juga menjadi trending topic di media sosial di Nigeria.

Menurut Ufuoma Akpobi, bagian dari jaringan Asosiasi Anti-Kekerasan Seksual Anak dan Kekerasan Berbasis Gender di negara bagian Edo, Uwa telah belajar di gereja selama tiga tahun terakhir karena tidak ada perpustakaan umum di daerah tersebut.

“Dia pergi di pagi hari. Ibunya berusaha menghubunginya tetapi telepon mati. Kemudian Ibunya mendapat telepon dari asisten pendeta yang mengatakan dia menemukan Uwa dalam genangan darah," katanya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (3/6/2020).

Pihak Universitas Benin kejahatan terhadap korban mengejutkan."Tidak boleh dimaafkan oleh masyarakat mana pun," kata universitas tersebut.

Pada hari Minggu, Pendeta Enoch Adeboye, kepala global RCCG, berkata: “Yang bisa saya lakukan saat ini adalah berdoa untuk keluarga Omozuwa dan melakukan segala yang mungkin bekerja dengan otoritas terkait untuk menyeret pelaku."

Para pekerja LSM sekarang terlibat dengan masyarakat untuk membantu menemukan para pelaku. Mereka percaya pelakunya beberapa orang.

Osai Ojigho, direktur Amnesty International di Nigeria, mengatakan insiden mengerikan itu beresonansi."Karena, bahkan di ruang-ruang di mana perempuan dan anak perempuan harus paling aman dari kekerasan berbasis gender, rumah, sekolah, dan sekarang tempat ibadah, sudah tiba di sana," katanya.

Menurutnya, pihak berwenang di Nigeria belum berbuat cukup untuk memerangi kekerasan seksual. "Metode yang telah digunakan negara selama bertahun-tahun, jelas tidak bergerak dengan intensitas yang diperlukan untuk mencegah pemerkosa dan pemerkosa potensial dan untuk melindungi perempuan serta anak perempuan," ujarnya.

Kekerasan seksual adalah endemik di negara terpadat di Afrika tersebut. Data tentang jumlah kasus yang dilaporkan sangat terbatas, tetapi survei nasional tentang kekerasan terhadap anak-anak di Nigeria, yang dilakukan pada tahun 2014, menemukan bahwa satu dari empat wanita telah mengalami kekerasan seksual di masa kanak-kanak, dengan sekitar 70 persen melaporkan lebih dari satu insiden. Hanya 5 persen yang mencari bantuan, dan hanya 3,5 persen yang menerima layanan.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Terpopuler
Berita Terkini More