Hutan Amazon Bertambah Rusak, Kehidupan Manusia kian Terancam
Selasa, 19 Oktober 2021 - 03:00 WIB
Berenger merujuk pada beberapa penelitian, yang memprediksi jika lebih dari 30% hutan hujan Amazon hilang, itu bisa mencapai "titik kritis". Menurutnya, dalam skenario itu juga akan ada "konsekuensi tak terduga" untuk pola cuaca, spesies tumbuhan dan hewan serta orang-orang yang hidup dan bergantung pada hutan.
"Selain itu, ada hubungan kuat antara perusakan hutan tropis dan perkembangan pandemic. Sebab, penggundulan hutan dan perburuan satwa liar dapat menyebabkan limpahan penyakit dari hewan ke manusia," katanya. Dia mencatat bahwa sekitar 70% penyakit menular baru telah datang dari hewan, termasuk Covid-19, SARS, flu burung, Ebola dan HIV.
Tentang dampak deforestasi terhadap masyarakat adat, Berenger mengatakan bahwa masyarakat adat dan masyarakat lokal dapat menjadi penjaga hutan terbaik di dunia.
"Mengacaukan peran Amazon dalam iklim dan pola curah hujan akan merugikan Brasil dan masyarakatnya, pertama dan terutama. Ekosistem yang terdegradasi juga akan mengurangi ketahanan terhadap perubahan iklim, yang berarti sumber daya alam yang diandalkan orang dapat menjadi langka," katanya.
"Selain itu, ada hubungan kuat antara perusakan hutan tropis dan perkembangan pandemic. Sebab, penggundulan hutan dan perburuan satwa liar dapat menyebabkan limpahan penyakit dari hewan ke manusia," katanya. Dia mencatat bahwa sekitar 70% penyakit menular baru telah datang dari hewan, termasuk Covid-19, SARS, flu burung, Ebola dan HIV.
Tentang dampak deforestasi terhadap masyarakat adat, Berenger mengatakan bahwa masyarakat adat dan masyarakat lokal dapat menjadi penjaga hutan terbaik di dunia.
"Mengacaukan peran Amazon dalam iklim dan pola curah hujan akan merugikan Brasil dan masyarakatnya, pertama dan terutama. Ekosistem yang terdegradasi juga akan mengurangi ketahanan terhadap perubahan iklim, yang berarti sumber daya alam yang diandalkan orang dapat menjadi langka," katanya.
(esn)
tulis komentar anda