Korsel Gunakan AI untuk Deteksi dan Cegah Upaya Bunuh Diri Warganya
Selasa, 19 Oktober 2021 - 02:00 WIB
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk mendeteksi dan mencegah aksi bunuh diri , khususnya di jembatan. Korsel adalah salah satu negara dengan angka bunuh diri cukup tinggi.
Para peneliti mengatakan, sangat sulit hanya mengandalkan pengawasan manusia untuk mencegah aksi bunuh diri. Institut Teknologi Seoul menyatakan, sistem AI yang mereka kembangkan telah mempelajari pola perilaku dengan menganalisis data dari kamera, sensor, dan catatan pengiriman layanan penyelamatan sejak April 2020.
Kim Jun-chul, peneliti utama di Institut Teknologi Seoul, mengatakan, berdasarkan informasi dari rekaman CCTV selama berjam-jam dan menilai sejumlah detail, seperti keraguan orang tersebut, AI kemudian dapat memperkirakan situasi berbahaya dan segera memperingatkan tim penyelamat.
"Kami percaya CCTV baru akan memungkinkan kru kami untuk mendeteksi kasus sedikit lebih cepat dan membantu kami menuju panggilan lebih cepat," Kim Hyeong-gil, yang bertanggung jawab atas Brigade Penyelamatan Air Yeouido, seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/10/2021).
Tim Hyeong-gil telah bekerja dengan para peneliti untuk menghasilkan teknologi yang akan diujicobakan oleh krunya dan Markas Besar Kebakaran dan Bencana Seoul mulai Oktober.
Dengan populasi 52 juta orang pada 2019, Korsel memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Lebih dari 13.700 orang melakukan bunuh diri pada tahun yang sama.
Menurut pemerintah kota Seoul, hampir 500 upaya bunuh diri dilaporkan terjadi di 27 jembatan di atas Sungai Han setiap tahunnya.
"Jumlah penyelamatan melonjak sekitar 30 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan banyak upaya bunuh diri dilakukan oleh orang-orang berusia 20-an dan 30-an karena pandemi virus Corona membawa kesulitan ekonomi yang lebih besar, dan meningkatkan tekanan pada mereka," ucap Hyeong-gil.
Para peneliti mengatakan, sangat sulit hanya mengandalkan pengawasan manusia untuk mencegah aksi bunuh diri. Institut Teknologi Seoul menyatakan, sistem AI yang mereka kembangkan telah mempelajari pola perilaku dengan menganalisis data dari kamera, sensor, dan catatan pengiriman layanan penyelamatan sejak April 2020.
Kim Jun-chul, peneliti utama di Institut Teknologi Seoul, mengatakan, berdasarkan informasi dari rekaman CCTV selama berjam-jam dan menilai sejumlah detail, seperti keraguan orang tersebut, AI kemudian dapat memperkirakan situasi berbahaya dan segera memperingatkan tim penyelamat.
"Kami percaya CCTV baru akan memungkinkan kru kami untuk mendeteksi kasus sedikit lebih cepat dan membantu kami menuju panggilan lebih cepat," Kim Hyeong-gil, yang bertanggung jawab atas Brigade Penyelamatan Air Yeouido, seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/10/2021).
Tim Hyeong-gil telah bekerja dengan para peneliti untuk menghasilkan teknologi yang akan diujicobakan oleh krunya dan Markas Besar Kebakaran dan Bencana Seoul mulai Oktober.
Dengan populasi 52 juta orang pada 2019, Korsel memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Lebih dari 13.700 orang melakukan bunuh diri pada tahun yang sama.
Menurut pemerintah kota Seoul, hampir 500 upaya bunuh diri dilaporkan terjadi di 27 jembatan di atas Sungai Han setiap tahunnya.
"Jumlah penyelamatan melonjak sekitar 30 persen pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan banyak upaya bunuh diri dilakukan oleh orang-orang berusia 20-an dan 30-an karena pandemi virus Corona membawa kesulitan ekonomi yang lebih besar, dan meningkatkan tekanan pada mereka," ucap Hyeong-gil.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(esn)
tulis komentar anda