Taliban Tuntut Ganti Rugi Perang Afghanistan kepada Inggris
Minggu, 10 Oktober 2021 - 13:30 WIB
Berita itu muncul di tengah lebih banyak kekacauan dan pertumpahan darah di Afghanistan. Pada hari Jumat seorang pembom bunuh diri ISIS menewaskan sedikitnya 50 orang di kota utara Kunduz.
Juga terungkap para diplomat bertemu dengan Taliban untuk menegosiasikan perjalanan yang aman bagi mereka yang memiliki hubungan dengan Inggris. Beberapa orang khawatir Taliban dapat menggunakannya untuk meningkatkan taruhan dalam negosiasi tunai apa pun.
“Inggris berada dalam posisi yang sangat sulit. Saya tidak berpikir mereka harus membayar tetapi penting tidak ada negara yang membayar karena kurangnya persatuan akan dieksploitasi. Taliban sangat pintar," kata Kol Philip Ingram, mantan perwira intelijen Angkatan Darat Inggris.
“Selama evakuasi, mereka terus membuat pernyataan yang mereka tahu ingin didengar oleh pemerintah Barat," imbuhnya.
“Sekarang bantuan telah dipotong dan mereka membutuhkan uang tunai, mereka melakukan hal yang sama dengan pesan mereka dan mungkin akan menghubungkannya dengan mengizinkan orang untuk pergi,” ucapnya.
Kementerian Pertahanan menolak untuk mengomentari soal ganti rugi ini tetapi menegaskan akan ada kompensasi untuk korban sipil.
”Setiap kematian warga sipil adalah tragedi. Inggris berusaha meminimalkan risiko melalui proses penargetan yang ketat, tetapi risiko itu tidak akan pernah bisa dihilangkan sepenuhnya,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.
Data Kementerian Pertahanan menunjukkan pembayaran dilakukan atas 289 kematian dari 2006-2013.
Juga terungkap para diplomat bertemu dengan Taliban untuk menegosiasikan perjalanan yang aman bagi mereka yang memiliki hubungan dengan Inggris. Beberapa orang khawatir Taliban dapat menggunakannya untuk meningkatkan taruhan dalam negosiasi tunai apa pun.
“Inggris berada dalam posisi yang sangat sulit. Saya tidak berpikir mereka harus membayar tetapi penting tidak ada negara yang membayar karena kurangnya persatuan akan dieksploitasi. Taliban sangat pintar," kata Kol Philip Ingram, mantan perwira intelijen Angkatan Darat Inggris.
“Selama evakuasi, mereka terus membuat pernyataan yang mereka tahu ingin didengar oleh pemerintah Barat," imbuhnya.
“Sekarang bantuan telah dipotong dan mereka membutuhkan uang tunai, mereka melakukan hal yang sama dengan pesan mereka dan mungkin akan menghubungkannya dengan mengizinkan orang untuk pergi,” ucapnya.
Kementerian Pertahanan menolak untuk mengomentari soal ganti rugi ini tetapi menegaskan akan ada kompensasi untuk korban sipil.
Baca Juga
”Setiap kematian warga sipil adalah tragedi. Inggris berusaha meminimalkan risiko melalui proses penargetan yang ketat, tetapi risiko itu tidak akan pernah bisa dihilangkan sepenuhnya,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris.
Data Kementerian Pertahanan menunjukkan pembayaran dilakukan atas 289 kematian dari 2006-2013.
tulis komentar anda