Bos Media China Desak Beijing Habisi Pasukan AS di Taiwan
Jum'at, 08 Oktober 2021 - 08:21 WIB
BEIJING - Pemimpin redaksi media pemerintah China Global Times pada Kamis (7/10/2021) mendesak Beijing meluncurkan serangan udara untuk membunuh pasukan Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Taiwan .
Seruan itu muncul sebagai respons atas laporan Wall Street Journal (WSJ) bahwa pasukan khusus dan Korps Marinir AS diam-diam melatih Angkatan Darat dan Angkatan Laut Taiwan selama lebih dari setahun terakhir.
Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times, melalui Twitter mengatakan China harus mengambil tindakan terhadap Amerika yang dia sebut "penjajah" di Taiwan.
Laporan WSJ menyebut sekitar dua lusin pasukan Amerika dikerahkan untuk melatih militer Taiwan.
"Mengapa diam-diam? AS harus mengirim 240 prajurit secara terbuka, berseragam militer AS, dan mengumumkan di mana mereka ditempatkan," kata Xijin via akun Twitter-nya, @HuXijin_GT.
"Lihat apakah PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] akan meluncurkan serangan udara yang ditargetkan untuk melenyapkan penjajah AS itu!" lanjut bos media China tersebut.
Tentara Amerika, yang dilaporkan WSJ, termasuk anggota Korps Marinir AS dan berbagai tim pasukan khusus lainnya, telah membantu anggota militer Taiwan setidaknya selama satu tahun.
Pentagon tidak mengonfirmasi tapi juga tidak membantah laporan itu. Sedangkan pemerintah Taiwan memilih bungkam.
Ketegangan telah meningkat di Selat Taiwan, di mana sekitar 150 penerbangan militer China telah menyerbu zona pertahanan udara Taiwan dalam seminggu terakhir.
Di masa lalu, China juga mengancam akan mengambil pulau yang sudah memerintah sendiri itu dengan paksa jika perlu.
Baik Gedung Putih maupun Pentagon dilaporkan khawatir dengan tingkat kesiapan yang dimiliki militer China sehubungan dengan potensi serangan terhadap Taiwan, serta persenjataan militer mereka yang sedang berlangsung.
Selain itu, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada hari Rabu bahwa dia yakin China akan dapat meluncurkan "serangan skala penuh" ke Taiwan pada tahun 2025.
The Global Times terus mendorong agenda pengambilalihan Taiwan oleh China dan telah mengkritik berbagai media di masa lalu karena menganggap Taiwan sebagai negara merdeka daripada bagian dari China.
The Global Times adalah bagian dari People's Daily, konglomerat surat kabar terbesar di negara itu yang dijalankan oleh Partai Komunis China (PKC). Di luar surat kabar, PKC mengendalikan berbagai media yang dikelola pemerintah, termasuk kantor berita Xinhua, kantor berita terbesar di dunia.
Seruan itu muncul sebagai respons atas laporan Wall Street Journal (WSJ) bahwa pasukan khusus dan Korps Marinir AS diam-diam melatih Angkatan Darat dan Angkatan Laut Taiwan selama lebih dari setahun terakhir.
Hu Xijin, pemimpin redaksi Global Times, melalui Twitter mengatakan China harus mengambil tindakan terhadap Amerika yang dia sebut "penjajah" di Taiwan.
Laporan WSJ menyebut sekitar dua lusin pasukan Amerika dikerahkan untuk melatih militer Taiwan.
"Mengapa diam-diam? AS harus mengirim 240 prajurit secara terbuka, berseragam militer AS, dan mengumumkan di mana mereka ditempatkan," kata Xijin via akun Twitter-nya, @HuXijin_GT.
"Lihat apakah PLA [Tentara Pembebasan Rakyat] akan meluncurkan serangan udara yang ditargetkan untuk melenyapkan penjajah AS itu!" lanjut bos media China tersebut.
Tentara Amerika, yang dilaporkan WSJ, termasuk anggota Korps Marinir AS dan berbagai tim pasukan khusus lainnya, telah membantu anggota militer Taiwan setidaknya selama satu tahun.
Pentagon tidak mengonfirmasi tapi juga tidak membantah laporan itu. Sedangkan pemerintah Taiwan memilih bungkam.
Ketegangan telah meningkat di Selat Taiwan, di mana sekitar 150 penerbangan militer China telah menyerbu zona pertahanan udara Taiwan dalam seminggu terakhir.
Di masa lalu, China juga mengancam akan mengambil pulau yang sudah memerintah sendiri itu dengan paksa jika perlu.
Baik Gedung Putih maupun Pentagon dilaporkan khawatir dengan tingkat kesiapan yang dimiliki militer China sehubungan dengan potensi serangan terhadap Taiwan, serta persenjataan militer mereka yang sedang berlangsung.
Selain itu, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng mengatakan pada hari Rabu bahwa dia yakin China akan dapat meluncurkan "serangan skala penuh" ke Taiwan pada tahun 2025.
The Global Times terus mendorong agenda pengambilalihan Taiwan oleh China dan telah mengkritik berbagai media di masa lalu karena menganggap Taiwan sebagai negara merdeka daripada bagian dari China.
The Global Times adalah bagian dari People's Daily, konglomerat surat kabar terbesar di negara itu yang dijalankan oleh Partai Komunis China (PKC). Di luar surat kabar, PKC mengendalikan berbagai media yang dikelola pemerintah, termasuk kantor berita Xinhua, kantor berita terbesar di dunia.
(min)
tulis komentar anda