Arkeolog Sebut Gunung Sinai Tempat Musa Terima Wahyu Ada di Arab Saudi
Senin, 04 Oktober 2021 - 17:53 WIB
RIYADH - Menurut Alkitab, Musa di Gunung Sinai menerima Sepuluh Perintah, seperangkat prinsip yang ditetapkan Tuhan. Gunung ini dianggap sebagai tempat suci dalam agama Kristen, Yudaisme, dan Islam.
Namun, banyak sejarawan dan arkeolog meragukan historisitasnya, dengan mengatakan tidak ada bukti konklusif untuk membuktikan keberadaannya.
“Gunung Sinai, tempat Nabi Musa berbicara kepada Tuhan, benar-benar ada dan terletak di Arab Saudi,” ungkap sekelompok arkeolog dari Doubting Thomas Research Foundation (DTRF), organisasi nirlaba yang menyelidiki sejarah catatan Alkitab dalam laporan yang dirilis Sputnik News pada Senin (4/10/2021).
Para peneliti mengidentifikasi Jabal Maqla, yang terletak di barat laut Arab Saudi dekat perbatasan dengan Yordania, sebagai Gunung Sinai yang sebenarnya. Inilah bukti yang membuat mereka mencapai kesimpulan seperti itu.
Alkitab mengatakan saat Musa sampai di puncak Gunung Sinai, dia diselimuti asap karena Tuhan "turun ke atasnya dalam api". Arkeolog menyatakan puncak Jabal Maqla menghitam seperti hangus terbakar.
Musa membelah perairan Laut Merah saat dia dan orang-orang Israel mencoba melarikan diri dari tentara Firaun Mesir.
Para peneliti dari DTRF mencatat bahwa lebih banyak bukti yang menunjukkan Jabal Maqla adalah Gunung Sinai adalah fakta bahwa Maqla terletak di dekat Pantai Nuweiba, tempat ilmuwan Swedia Dr Lennart Moller mengklaim telah menemukan jalur darat di bawah air laut.
Para arkeolog telah menemukan batu terbelah yang terletak di jalur yang diduga Gunung Sinai. Itu menunjukkan tanda-tanda erosi air. Namun, daerah itu sendiri menerima curah hujan yang sangat sedikit.
"Kami percaya tengara yang berbeda ini bisa menjadi batu yang Tuhan perintahkan kepada Musa untuk dipukul sehingga air kemudian menyembur keluar, secara ajaib menyediakan air untuk penduduk Israel," ungkap Ryan Mauro, presiden Doubting Thomas Research Foundation.
Para peneliti juga menemukan apa yang tampak seperti altar kuno yang terdiri dari granit yang belum dipotong, yang menurut mereka mirip dengan yang dibangun Musa di kaki Gunung Sinai serta potongan tempat pemujaan Anak Sapi Emas.
"Di dekat gunung, kita memiliki tempat ini yang dipenuhi dengan penggambaran orang-orang yang menyembah banteng dan sapi. Dan yang benar-benar penting adalah bahwa petroglif ini terisolasi di daerah ini. Ini tidak seperti diukir di seluruh gunung," ujar Mauro.
Klaim oleh Doubting Thomas Research Foundation jelas akan menambah perdebatan para ahli dan arkeolog tentang keberadaan sebenarnya dari Gunung Sinai.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
Namun, banyak sejarawan dan arkeolog meragukan historisitasnya, dengan mengatakan tidak ada bukti konklusif untuk membuktikan keberadaannya.
“Gunung Sinai, tempat Nabi Musa berbicara kepada Tuhan, benar-benar ada dan terletak di Arab Saudi,” ungkap sekelompok arkeolog dari Doubting Thomas Research Foundation (DTRF), organisasi nirlaba yang menyelidiki sejarah catatan Alkitab dalam laporan yang dirilis Sputnik News pada Senin (4/10/2021).
Baca Juga
Para peneliti mengidentifikasi Jabal Maqla, yang terletak di barat laut Arab Saudi dekat perbatasan dengan Yordania, sebagai Gunung Sinai yang sebenarnya. Inilah bukti yang membuat mereka mencapai kesimpulan seperti itu.
Alkitab mengatakan saat Musa sampai di puncak Gunung Sinai, dia diselimuti asap karena Tuhan "turun ke atasnya dalam api". Arkeolog menyatakan puncak Jabal Maqla menghitam seperti hangus terbakar.
Musa membelah perairan Laut Merah saat dia dan orang-orang Israel mencoba melarikan diri dari tentara Firaun Mesir.
Para peneliti dari DTRF mencatat bahwa lebih banyak bukti yang menunjukkan Jabal Maqla adalah Gunung Sinai adalah fakta bahwa Maqla terletak di dekat Pantai Nuweiba, tempat ilmuwan Swedia Dr Lennart Moller mengklaim telah menemukan jalur darat di bawah air laut.
Para arkeolog telah menemukan batu terbelah yang terletak di jalur yang diduga Gunung Sinai. Itu menunjukkan tanda-tanda erosi air. Namun, daerah itu sendiri menerima curah hujan yang sangat sedikit.
"Kami percaya tengara yang berbeda ini bisa menjadi batu yang Tuhan perintahkan kepada Musa untuk dipukul sehingga air kemudian menyembur keluar, secara ajaib menyediakan air untuk penduduk Israel," ungkap Ryan Mauro, presiden Doubting Thomas Research Foundation.
Para peneliti juga menemukan apa yang tampak seperti altar kuno yang terdiri dari granit yang belum dipotong, yang menurut mereka mirip dengan yang dibangun Musa di kaki Gunung Sinai serta potongan tempat pemujaan Anak Sapi Emas.
"Di dekat gunung, kita memiliki tempat ini yang dipenuhi dengan penggambaran orang-orang yang menyembah banteng dan sapi. Dan yang benar-benar penting adalah bahwa petroglif ini terisolasi di daerah ini. Ini tidak seperti diukir di seluruh gunung," ujar Mauro.
Klaim oleh Doubting Thomas Research Foundation jelas akan menambah perdebatan para ahli dan arkeolog tentang keberadaan sebenarnya dari Gunung Sinai.
Lihat Juga: Penuhi Undangan Menteri Tawfiq, Menag Bertolak ke Arab Saudi Bahas Operasional Haji 2025
(sya)
tulis komentar anda