Pemimpin Hamas Ngobrol dengan Menlu Taliban, Serukan Pembebasan Yerusalem
Senin, 04 Oktober 2021 - 15:57 WIB
JALUR GAZA - Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh berbicara melalui telepon dengan pelaksana Menteri Luar Negeri (Menlu) Imarah Islam Afghanistan Amir Muttaqi.
Percakapan itu terjadi pada Sabtu (2/10/2021), menurut kelompok pejuang Hamas Palestina, papar laporan Anadolu Agency.
“Selama percakapan, Haniyeh memuji kemenangan Taliban atas pasukan pendudukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan,” ungkap pernyataan Hamas.
“Haniyeh menyuarakan harapan bahwa gerakan Taliban dapat berperan dalam mendukung saudara-saudara mereka di Palestina untuk membebaskan Yerusalem," papar Hamas.
Hamas menambahkan, “Dia juga menggarisbawahi perlunya menjaga Palestina hadir dalam pidato Kementerian Luar Negeri Afghanistan, terutama Yerusalem dan pelanggaran (Israel) yang sedang berlangsung di sana."
“Muttaqi menyatakan kebanggaannya atas perjuangan rakyat Palestina dan ketabahan mereka di Yerusalem,” ungkap Hamas.
Pada pertengahan Agustus, gerakan Taliban menguasai Afghanistan bersamaan dengan penarikan pasukan AS dari negara itu.
Dan pada September, Taliban mengumumkan pemerintah sementara untuk mengelola urusan Afghanistan. Taliban menyebut pemerintahan mereka sebagai Imarah Islam Afghanistan.
Percakapan itu terjadi pada Sabtu (2/10/2021), menurut kelompok pejuang Hamas Palestina, papar laporan Anadolu Agency.
“Selama percakapan, Haniyeh memuji kemenangan Taliban atas pasukan pendudukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan,” ungkap pernyataan Hamas.
“Haniyeh menyuarakan harapan bahwa gerakan Taliban dapat berperan dalam mendukung saudara-saudara mereka di Palestina untuk membebaskan Yerusalem," papar Hamas.
Hamas menambahkan, “Dia juga menggarisbawahi perlunya menjaga Palestina hadir dalam pidato Kementerian Luar Negeri Afghanistan, terutama Yerusalem dan pelanggaran (Israel) yang sedang berlangsung di sana."
“Muttaqi menyatakan kebanggaannya atas perjuangan rakyat Palestina dan ketabahan mereka di Yerusalem,” ungkap Hamas.
Pada pertengahan Agustus, gerakan Taliban menguasai Afghanistan bersamaan dengan penarikan pasukan AS dari negara itu.
Dan pada September, Taliban mengumumkan pemerintah sementara untuk mengelola urusan Afghanistan. Taliban menyebut pemerintahan mereka sebagai Imarah Islam Afghanistan.
(sya)
tulis komentar anda