Polisi Israel Cegah Warga Palestina Shalat di Al-Aqsa
Rabu, 29 September 2021 - 19:11 WIB
Gerakan Islam Raam, sebuah organisasi yang diilhami oleh Ikhwanul Muslimin, mendesak sayap kanan Israel untuk menahan diri dari memprovokasi konflik.
“Sayap kanan rasis baru-baru ini mencoba mengeksploitasi Masjid al-Aqsa untuk tujuan politiknya. Pelanggaran ini telah menyebabkan konflik di masa lalu dan dapat menyebabkan konflik jika fenomena itu berlanjut,” gerakan itu memperingatkan.
"Kami telah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi, al-Aqsa adalah garis merah, dan bagi kami, itu adalah tempat suci paling suci di negara ini," bunyi pernyataan Gerakan Islam.
"Kami tidak akan membiarkan pelanggaran kesuciannya atau perubahan status quo," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (29/9/2021).
Warga Palestina Israel merupakan 20 persen dari populasi Israel dan menghadapi diskriminasi sistematis. Mereka mengeluh diperlakukan sebagai warga negara kelas dua dibandingkan dengan rekan-rekan Yahudi mereka.
Segmen besar publik Israel melihat warga Palestina sebagai ancaman demografis terhadap identitas Yahudi Israel, dengan diskriminasi yang mengakar di perumahan, layanan publik, pendidikan, dan pekerjaan.
Warga Palestina Israel sering berselisih dengan polisi Israel – sebuah institusi yang mereka yakini mengambil peran pasif dalam menghentikan epidemi kekerasan senjata di dalam komunitas mereka.
“Sayap kanan rasis baru-baru ini mencoba mengeksploitasi Masjid al-Aqsa untuk tujuan politiknya. Pelanggaran ini telah menyebabkan konflik di masa lalu dan dapat menyebabkan konflik jika fenomena itu berlanjut,” gerakan itu memperingatkan.
"Kami telah mengatakan ini sebelumnya dan kami akan mengatakannya lagi, al-Aqsa adalah garis merah, dan bagi kami, itu adalah tempat suci paling suci di negara ini," bunyi pernyataan Gerakan Islam.
"Kami tidak akan membiarkan pelanggaran kesuciannya atau perubahan status quo," tambahnya seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (29/9/2021).
Warga Palestina Israel merupakan 20 persen dari populasi Israel dan menghadapi diskriminasi sistematis. Mereka mengeluh diperlakukan sebagai warga negara kelas dua dibandingkan dengan rekan-rekan Yahudi mereka.
Segmen besar publik Israel melihat warga Palestina sebagai ancaman demografis terhadap identitas Yahudi Israel, dengan diskriminasi yang mengakar di perumahan, layanan publik, pendidikan, dan pekerjaan.
Warga Palestina Israel sering berselisih dengan polisi Israel – sebuah institusi yang mereka yakini mengambil peran pasif dalam menghentikan epidemi kekerasan senjata di dalam komunitas mereka.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda