Hari Ini, Jerman Gelar Pemilu Pilih Pengganti Angela Merkel
Minggu, 26 September 2021 - 07:26 WIB
BERLIN - Rakyat Jerman hari ini, Minggu (26/9/2021), akan memberikan suara dalam pemilu nasional untuk memilih pengganti Kanselir Angela Merkel . Merkel telah berkuasa sejak 2005 berencana untuk mundur setelah pemilihan, menjadikan pemilu kali ini sebagai peristiwa yang mengubah era untuk menentukan arah masa depan ekonomi terbesar Eropa.
Sebanyak 60,4 juta pemilih berusia di atas 18 tahun berhak memberikan suara. Tempat pemungutan suara akan dibuka pada pukul 08:00 pagi dan ditutup pada pukul 18:00 waktu setempat. Pandemi COVID-19 diperkirakan tidak akan mengurangi jumlah pemilih. Buktinya adalah pemilihan kepala daerah pada awal tahun ini tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Meski begitu, partai mana yang akan memenangkan pemilu, siapa yang akan menjadi kanselir atau koalisi pemerintahan apa yang akan dibentuk masih menjadi misteri.
Situasi ini terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Keputusan Angela Merkel untuk mundur sebagai kanselir setelah 16 tahun berkuasa telah menjungkirbalikkan politik Jerman dan menyebabkan persaingan yang paling tidak terduga selama bertahun-tahun.
Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri tengah hanya unggul tipis dari partai Angela Merkel, Uni Demokratik Kristen (CDU) yang konservatif dan partai saudaranya di Bavaria, Persatuan Sosial Kristen (CSU). Menurut jajak pendapat terbaru oleh Institut Allensbach, kedua archrivals itu masing-masing mendapatkan 26 persen dan 25 persen.
Jajak pendapat lain yang dirilis dalam beberapa hari terakhir menempatkan keunggulan SPD pada dua hingga empat poin, dengan margin kesalahan sekitar 3 persen.
Dalam pemilu kali ini, perubahan iklim telah mendominasi program partai dan debat televisi lebih dari isu lainnya.
Pokok perdebatan lainnya termasuk pengeluaran kesejahteraan sosial dan menaikkan upah minimum, merombak infrastruktur digital Jerman yang reyot, dan peran negara itu dalam aliansi NATO.
Keberhasilan dan kegagalan kampanye sebagian besar ditentukan oleh kemampuan para pemimpin partai untuk membingkai diri mereka sebagai pewaris alami Merkel, yang tetap menjadi politisi paling populer di Jerman.
Sejauh ini Menteri Keuangan dan kandidat dari SPD, Olaf Scholz, menjadi kandidat terkuat. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Scholz mendapatkan dukungan 47 persen. Ia mengkangkangi kandidat dari CDU Armin Laschet dan Partai Hijau Annalena Baerbock.
“Masalah suksesi mungkin menjadi masalah kampanye yang paling penting,” kata Kai Arzheimer, seorang profesor politik di Universitas Mainz.
“Pemilih lebih khawatir atau lebih tertarik pada siapa yang paling kompeten, dan siapa yang paling mampu mengelola Jerman dan masa depan Jerman. Jadi kepribadian telah menjadi fokus utama dalam kampanye ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera.
Dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, partai-partai Jerman akan saling bernegosiasi untuk membentuk koalisi yang mampu memerintah dengan mayoritas di Bundestag atau parlemen federal yang baru.
Ini akan menempatkan Merkel bertanggung jawab dalam peran sementara. Jika Merkel tetap menjabat sebagai kanselir sementara hingga 17 Desember, dia akan membuat sejarah dengan menyalip mentornya, mantan pemimpin CDU Helmut Kohl, sebagai pemimpin pasca-perang terlama di Jerman.
Sebanyak 60,4 juta pemilih berusia di atas 18 tahun berhak memberikan suara. Tempat pemungutan suara akan dibuka pada pukul 08:00 pagi dan ditutup pada pukul 18:00 waktu setempat. Pandemi COVID-19 diperkirakan tidak akan mengurangi jumlah pemilih. Buktinya adalah pemilihan kepala daerah pada awal tahun ini tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Meski begitu, partai mana yang akan memenangkan pemilu, siapa yang akan menjadi kanselir atau koalisi pemerintahan apa yang akan dibentuk masih menjadi misteri.
Situasi ini terjadi untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Keputusan Angela Merkel untuk mundur sebagai kanselir setelah 16 tahun berkuasa telah menjungkirbalikkan politik Jerman dan menyebabkan persaingan yang paling tidak terduga selama bertahun-tahun.
Partai Sosial Demokrat (SPD) yang berhaluan kiri tengah hanya unggul tipis dari partai Angela Merkel, Uni Demokratik Kristen (CDU) yang konservatif dan partai saudaranya di Bavaria, Persatuan Sosial Kristen (CSU). Menurut jajak pendapat terbaru oleh Institut Allensbach, kedua archrivals itu masing-masing mendapatkan 26 persen dan 25 persen.
Jajak pendapat lain yang dirilis dalam beberapa hari terakhir menempatkan keunggulan SPD pada dua hingga empat poin, dengan margin kesalahan sekitar 3 persen.
Dalam pemilu kali ini, perubahan iklim telah mendominasi program partai dan debat televisi lebih dari isu lainnya.
Pokok perdebatan lainnya termasuk pengeluaran kesejahteraan sosial dan menaikkan upah minimum, merombak infrastruktur digital Jerman yang reyot, dan peran negara itu dalam aliansi NATO.
Keberhasilan dan kegagalan kampanye sebagian besar ditentukan oleh kemampuan para pemimpin partai untuk membingkai diri mereka sebagai pewaris alami Merkel, yang tetap menjadi politisi paling populer di Jerman.
Sejauh ini Menteri Keuangan dan kandidat dari SPD, Olaf Scholz, menjadi kandidat terkuat. Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan Scholz mendapatkan dukungan 47 persen. Ia mengkangkangi kandidat dari CDU Armin Laschet dan Partai Hijau Annalena Baerbock.
“Masalah suksesi mungkin menjadi masalah kampanye yang paling penting,” kata Kai Arzheimer, seorang profesor politik di Universitas Mainz.
“Pemilih lebih khawatir atau lebih tertarik pada siapa yang paling kompeten, dan siapa yang paling mampu mengelola Jerman dan masa depan Jerman. Jadi kepribadian telah menjadi fokus utama dalam kampanye ini,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Jazeera.
Dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, partai-partai Jerman akan saling bernegosiasi untuk membentuk koalisi yang mampu memerintah dengan mayoritas di Bundestag atau parlemen federal yang baru.
Ini akan menempatkan Merkel bertanggung jawab dalam peran sementara. Jika Merkel tetap menjabat sebagai kanselir sementara hingga 17 Desember, dia akan membuat sejarah dengan menyalip mentornya, mantan pemimpin CDU Helmut Kohl, sebagai pemimpin pasca-perang terlama di Jerman.
(ian)
tulis komentar anda