Imbas Kesepakatan Kapal Selam, Prancis Batalkan Konferensi Pertahanan dengan Inggris
Senin, 20 September 2021 - 15:16 WIB
PARIS - Media Inggris, Guardian melaporkan bahwa Prancis membatalkan konferensi pertahanan dengan Inggris, sebagai imbas kesepakatan kapal selam. Konferensi itu semula dijadwalkan digelar pekan ini.
Menurut laporan Guardian, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace di London. Selain bertemu Wallace, Parly juga dijadwalkan berbicara di Franco-British Council.
“Tapi, pertemuan tersebut ditunda hingga tanggal yang belum ditentukan,” bunyi laporan Guardian, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (20/9/2021).
Konferensi pertahanan ini sendiri adalah korban terbaru dari pakta pertahanan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Di mana, di bawah pakta itu, AS dan Inggris akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir, yang menyebabkan Melbourne membatalkan kontrak dengan Prancis untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional senilai hampir USD 100 juta.
Keputusan pembatalan itu membuat marah Prancis. Di mana, Paris menuduh AS bermuka dua dan Australia telah berkhianat, dan menyatakan bahwa krisis melanda jantung aliansi Barat.
Menurut laporan Guardian, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace di London. Selain bertemu Wallace, Parly juga dijadwalkan berbicara di Franco-British Council.
“Tapi, pertemuan tersebut ditunda hingga tanggal yang belum ditentukan,” bunyi laporan Guardian, seperti dilansir Al Arabiya pada Senin (20/9/2021).
Konferensi pertahanan ini sendiri adalah korban terbaru dari pakta pertahanan Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
Di mana, di bawah pakta itu, AS dan Inggris akan membantu Australia membangun kapal selam nuklir, yang menyebabkan Melbourne membatalkan kontrak dengan Prancis untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional senilai hampir USD 100 juta.
Keputusan pembatalan itu membuat marah Prancis. Di mana, Paris menuduh AS bermuka dua dan Australia telah berkhianat, dan menyatakan bahwa krisis melanda jantung aliansi Barat.
Baca Juga
(esn)
tulis komentar anda