Rudalnya Bunuh 10 Orang Tak Bersalah di Kabul, Mengapa AS Tak Dihukum?
Sabtu, 18 September 2021 - 08:39 WIB
Penyelidikan New York Times yang diterbitkan pada 10 September, bagaimanapun, tidak menemukan jejak ledakan sekunder di halaman rumah yang ditargetkan. Toyota putih itu milik Zemari Ahmadi, yang bukan teroris ISIS-K tetapi seorang karyawan Nutrition & Education International (NEI), sebuah badan amal yang didanai AS. Dia baru saja mengajukan visa untuk beremigrasi ke AS bersama keluarganya.
Ahmadi yang mengantar rekan kerja ke dan dari tempat kerja dan membawa kendi berisi air ke rumahnya dari kantor NEI ditandai oleh AS sebagai perilaku yang mencurigakan. Jadi, ketika dia masuk ke gang rumahnya dan disambut oleh setengah lusin anak yang biasanya membantunya memarkir mobil, sebuah drone MQ-9 Reaper menembakkan rudal Hellfire, membunuh mereka semua.
Evakuasi AS berakhir tepat sebelum tengah malam pada 30 Agustus, meninggalkan bandara dan Afghanistan ke tangan Taliban. Adik Ahmadi, Emal, yang berbicara kepada Russia Today seminggu setelah serangan itu, menyebut AS “pembohong total” karena mengatakan bahwa serangan itu ditujukan pada ISIS-K.
“Tanpa bukti apa pun, tanpa penyelidikan apa pun, mereka menyerang kami dan membunuh anak-anak kami, dan kami tidak akan pernah memaafkan mereka,” kata sepupunya, Jamshid Yousoufi, yang putrinya Sumaya yang berusia 2 tahun mengunjungi keluarga itu dan meninggal dalam serangan tersebut.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
Ahmadi yang mengantar rekan kerja ke dan dari tempat kerja dan membawa kendi berisi air ke rumahnya dari kantor NEI ditandai oleh AS sebagai perilaku yang mencurigakan. Jadi, ketika dia masuk ke gang rumahnya dan disambut oleh setengah lusin anak yang biasanya membantunya memarkir mobil, sebuah drone MQ-9 Reaper menembakkan rudal Hellfire, membunuh mereka semua.
Evakuasi AS berakhir tepat sebelum tengah malam pada 30 Agustus, meninggalkan bandara dan Afghanistan ke tangan Taliban. Adik Ahmadi, Emal, yang berbicara kepada Russia Today seminggu setelah serangan itu, menyebut AS “pembohong total” karena mengatakan bahwa serangan itu ditujukan pada ISIS-K.
“Tanpa bukti apa pun, tanpa penyelidikan apa pun, mereka menyerang kami dan membunuh anak-anak kami, dan kami tidak akan pernah memaafkan mereka,” kata sepupunya, Jamshid Yousoufi, yang putrinya Sumaya yang berusia 2 tahun mengunjungi keluarga itu dan meninggal dalam serangan tersebut.
Lihat Juga: Israel Lebih Suka Trump atau Kamala Harris jadi Presiden AS ? Simak Penjelasan dan Alasannya
(min)
tulis komentar anda