Terungkap, 407 Truk Bantuan Tidak Kembali dari Tigray yang Dilanda Perang
Jum'at, 17 September 2021 - 22:03 WIB
“Saat ini, kejadian itu adalah hambatan utama untuk memindahkan bantuan kemanusiaan ke Tigray. Kami tidak dapat mengumpulkan konvoi dengan ukuran yang signifikan karena kurangnya truk,” ujar Snowdon.
“Kami terus bekerja dengan para pengangkut dan otoritas lokal di Tigray untuk truk yang akan dikembalikan,” papar dia.
“WFP tidak memiliki informasi tentang di mana truk itu atau untuk apa truk itu digunakan,” ungkap Snowdon.
Tigray telah terperosok dalam konflik sejak November ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed mengirim pasukan untuk menggulingkan partai penguasa regional, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Langkah itu menurut Ahmed dilakukan sebagai tanggapan atas serangan TPLF di kamp-kamp tentara.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2019 itu menjanjikan kemenangan cepat, tetapi TPLF merebut kembali sebagian besar Tigray termasuk ibu kotanya Mekele pada Juni dan Abiy kemudian mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan.
Namun PBB mengatakan Tigray tetap berada di bawah "blokade de facto" dan telah memperingatkan "malapetaka yang mengancam" karena pertempuran telah berlarut-larut dan menyebar ke wilayah tetangga.
Pihak berwenang Ethiopia dan pemberontak Tigray saling menyalahkan karena menghalangi konvoi kemanusiaan yang berusaha mencapai Tigray.
Akun Twitter pemerintah pada Kamis merujuk pada “kecurigaan bahwa TPLF menyita truk-truk itu untuk logistik sendiri.”
Namun juru bicara TPLF Getachew Reda mengutip kendala yang dihadapi para pengemudi saat memasuki Tigray dari wilayah tetangga Afar. Dia menambahkan situasi di Afar "tidak ada hubungannya" dengan para pejabat Tigray.
“Kami terus bekerja dengan para pengangkut dan otoritas lokal di Tigray untuk truk yang akan dikembalikan,” papar dia.
“WFP tidak memiliki informasi tentang di mana truk itu atau untuk apa truk itu digunakan,” ungkap Snowdon.
Tigray telah terperosok dalam konflik sejak November ketika Perdana Menteri Abiy Ahmed mengirim pasukan untuk menggulingkan partai penguasa regional, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).
Langkah itu menurut Ahmed dilakukan sebagai tanggapan atas serangan TPLF di kamp-kamp tentara.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2019 itu menjanjikan kemenangan cepat, tetapi TPLF merebut kembali sebagian besar Tigray termasuk ibu kotanya Mekele pada Juni dan Abiy kemudian mengumumkan gencatan senjata kemanusiaan.
Namun PBB mengatakan Tigray tetap berada di bawah "blokade de facto" dan telah memperingatkan "malapetaka yang mengancam" karena pertempuran telah berlarut-larut dan menyebar ke wilayah tetangga.
Pihak berwenang Ethiopia dan pemberontak Tigray saling menyalahkan karena menghalangi konvoi kemanusiaan yang berusaha mencapai Tigray.
Akun Twitter pemerintah pada Kamis merujuk pada “kecurigaan bahwa TPLF menyita truk-truk itu untuk logistik sendiri.”
Namun juru bicara TPLF Getachew Reda mengutip kendala yang dihadapi para pengemudi saat memasuki Tigray dari wilayah tetangga Afar. Dia menambahkan situasi di Afar "tidak ada hubungannya" dengan para pejabat Tigray.
tulis komentar anda